Memajukan Kaum Perempuan ala Pak Harto

Editor: Mahadeva WS

Tanda adanya perhatian besar Pak Harto terhadap kaum perempuan juga diakui oleh Tati Sumiyati Darsoyo. Menurut perempuan kelahiran Semarang yang pernah menjadi Sekretaris Mendikbud pada masa Orde Lama itu, Pak Harto tidak memandang rendah kemampuan wanita. “Beliu tidak memandang sebelah mata pada kami, perempuan-perempuan yang istri tentara ini, sehingga kami semangat untuk bekerja,” ujar Tati dalam buku yang sama.

Dia menyebut, sejak awal merasakan Pak Harto memilik jiwa pengayom (pelindung), sehingga membuat para stafnya merasa nyaman. Pak Harto itu adalah seorang fasilitator yang sangat baik. Pak Harto dan Ibu Tien disebutnya sebagai sosok yang sangat egaliter.

Duta Besar RI di Swiss pada 1997-2002 itu menceritakan, di 1960 Dirinya adalah Sekretaris Persatuan Istri Tentara (Persit) di lingkungan Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad). Sementara suaminya , Daryoso, adalah Komandan Bataliyon Kostrad Zeni Tempur VII yang bermarkas di Lenteng Agung. Ketika itu Pangkostradnya adalah Mayor Jenderal TNI Soeharto.

Sehari setelah meletusnya peristiwa G30S/PKI, Dipanggil ke kediaman Pak Harto di Jalan Agus Salim. Pak Harto berpesan agar dirinya tidak keluar rumah dan menyiapkan pakaian secukupnya. Apabila keadaan menjadi genting, Tati telah siap dijemput untuk mengungsi. “Tetapi kalau sampai lewat jam 12 malam tidak terjadi apa-apa, berarti keadaan berhasil dikuasai,” pesan Pak Harto yang sangat diingat Tati.

Disebutkan Tati, pada saat itu suaminya tengah bertugas di Medan, Sumatera Utara. “Pak Harto memang pengayom yang luar biasa. Perhatian beliau membuat saya merasa tenang,” imbuh Tati yang paviliun tempat tinggalnya berdekatan dengan kantor Serikat Buruh dan Tani (Sarbutri) yang berafiliasi dengan PKI.

Lihat juga...