Memajukan Kaum Perempuan ala Pak Harto

Editor: Mahadeva WS

Menurut Mien, Pak Harto sebenarnya ingin agar ada pembinaan terhadap wanita-wanita tersebut. Hal itu dilakukan agar mereka tidak merasa minder (rendah diri), dan siap mengambil peran yang lebih besar memajukan lingkungannya.

Di antara program yang diluncurkan untuk membina para perempuan tersebut, Pak Harto menyerahkan kelinci-kelinci berukuran super yang disebut kelinci dumbo yang merupakan jenis kelinci hasil budidaya di Peternakan Tapos, Bogor. “Ini coba diberikan kepada para wanita tani agar diternakkan untuk menambah gizi dan kesejahteraan keluarganya,” pesan Pak Harto.

Mien pun membagikan kelinci-kelinci yang sebagian besar pejantan itu ke daerah-daerah. Kembali ke Jakarta, Mien dan tim melaporkan pengalamannya kepada Pak Harto. “Pesan Bapak sudah kami sampaikan dan sebagian program sudah berjalan. Hanya saja itu Pak, kelinci betina yang lokal sering lari-lari ketakutan melihat kelinci jantan yang dumbo,” lapornya.

Mendengar itu, Pak Harto langsung tertawa, kemudian berkata, “Kamu ini ada-ada saja,” dan baru kali ini Mien melihat Pak Harto tertawa lepas. Padahal ketika itu dirinya melaporkan dengan serius.

Begitulah kesaksian Mien, yang menjadi Ketua Umum Musyarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) pada 1991, menggantikan mendiang suaminya yang meninggal dunia. Mien Sugandhi sempat menjadi anggota MPR dan DPR periode 1977-1993.  Setelah itu, Presiden Soeharto mengangkatnya menjadi Menteri Negara Urusan Peranan Wanita (1993-1998). Setelah Orde Baru berlalu, Mien mendirikan Partai MKGR.

Ibu Tien Soeharto saat menerima eks laskar wanita Indonesia di Istana Negara. Eks laskar wanita Indonesia ini mengadakan reuni di Jakarta. -Foto: soeharto.co/Makmun Hidayat
Lihat juga...