Setiap Hari 10 Ton Ikan Budidaya di Agara Terserap Pasar

KUTACANE – Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh, mengklaim, 10 ton ikan budidaya air tawar habis terserap pasar setiap harinya. Penyerapan diklaim hingga ke pasar yang ada di luar provinsi.

Berbagai jenis ikan budidaya, lanjutnya, seperti nila, lele, dan mayoritas ikan mas telah dipasok dari kabupaten itu demi memenuhi kebutuhan sejumlah daerah mulai Aceh hingga Sumatera Utara. “Sedikitnya, sekitar 10 ton kalau yang untuk produksi harian di Agara (Aceh Tenggara) hingga ke luar daerah,” kata Kepala Diskan Aceh Tenggara Khalidah, di Kutacane, Jumat (2/3/2018).

Untuk pasar luar daerah diantaranya adalah, Takengon di Kabupaten Aceh Tengah, dan Simpang Tiga Redelong di Kabupaten Bener Meriah, setiap hari membutuhkan ikan hingga 800 kilogram. Sedangkan daerah tetangga yakni Blangkejeren di Kabupaten Gayo Lues membutuhkan pasokan 1,5 ton per hari.

“Belum lagi di Kabupaten Aceh Singkil, dan Kota Subussalam. Setelahnya baru ke Medan atau sejumlah daerah di Sumatera Utara yang membutuhkan ikan budidaya sekitar enam ton per hari,” tuturnya.

Berdasarkan data Diskan Aceh Tenggara, di 2015 wilayah itu memiliki luas areal perikanan budidaya masyarakat 1.140 hektare. Keberadaanya tersebar di beberapa kecamatan dari total 16 kecamatan yang ada di Aceh Tenggara. Peningkatan produksi ikan budidaya masih mungkin dilakukan.

Namun upaya tersebut mengalami kendala pasar untuk menampung berbagai jenis ikan budidaya yang dihasilkan. “Kalau konsumsi lokal di Aceh Tenggara itu, sekitar empat sampai lima ton per hari,” tutur dia.

pedagang ikan Pasar Inpres, Kutacane Rajasah (61) mengatakan, harga ikan budidaya saat ini sedang normal. Hal itu dikarenakan ketersediaan pasokan yang cukup tinggi di tingkat petani pembudidaya.”Kalau harga di pasar lokal, ikan mas rata-rata dijual Rp25.000 per ekor ukuran 0,5 sampai 0,7 kilogram. Namun untuk berat satu kilogram, harganya bisa Rp30.000 perekor,” tandasnya. (Ant)

Lihat juga...