Pengamat Ekonomi: Disparitas Pembangunan Masih Terjadi di NTB
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
MATARAM — Pengamat Ekonomi Universitas Mataram (Unram), Firmansyah mengatakan, sampai saat proses pembangunan yang berlangsung di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), terutama antara dua Pulau, yaitu Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa masih terjadi disparitas atau ketimpangan.
“Sampai saat ini kalau dilihat, pembangunan antara dua pulau, Lombok dan Sumbawa, pada semua sektor, terutama sektor ekonomi, masih terjadi ketimpangan,” kata Firman di Mataram, Selasa (13/3/2018).
Pembangunan sektor pariwisata misalkan yang selama ini menjadi sektor andalan selain sektor pertanian dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi NTB, masih banyak terfokus di Pulau Lombok.
Program pembangunan nasional seperti Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, pembangunan Global Hub, Pelabuhan Kayangan, termasuk beberapa program pembangunan strategis lain.
“Padahal kalau berbicara potensi ekonomi, baik sektor pariwisata maupun pertanian, potensi dimiliki Pulau Sumbawa tidak kalah dari Pulau Lombok,” katanya.
Sebut saja kawasan Samota yang di dalamnya terdapat Teluk Saleh, Moyo, Lakey dan Gunung Tambora yang di dalamnya terdapat berbagai potensi ekonomi, mulai dari potensi pertanian, perikanan dan pariwisata yang sangat indah.
Lebih lanjut Firman juga melihat pembangunan yang dijalankan pemerintah daerah sampai pusat yang masih terfokus pada pembangunan infrastruktur yang dinilai belum maksimal mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Indikator keberhasilan pembangunan infrastruktur itu, kalau dengan keberadaan infrastruktur tersebut, geliat prekonomian masyarakat tumbuh dengan baik, nilai ekspor lebih tinggi, tapi kalau kemudian nilai impor juga masih tinggi, maka keberadaan pembangunan infrastruktur belum mampu dimaksimalkan mendorong pertumbuhan ekonomi,” katanya.