Makin Halal Produk, Makin Bernilai

Ilustrasi - Produk halal - Dok CDN

Dengan pertumbuhan jumlah pemeluk Islam di seluruh dunia yang kian bertambah, kaum muslim adalah pasar terbesar bagi segala produk barang dan jasa.

Namun, para produsen barang dan penyedia jasa harus menyadari bahwa pemahaman umat Islam akan ajaran agamanya yang kini makin kuat sangat mempengaruhi keputusan mereka untuk membeli dan menggunakan suatu produk.

Nita dan Nurida adalah sedikit dari 216,66 juta umat Islam di Tanah Air (BPS 2015) yang menilai kualitas suatu produk dari sudut pandang agama, yakni sudahkah barang yang mereka beli memenuhi syarat halal dan mendapat sertifikasi dari MUI.

Menurut Kepala Pusat Riset dan Pengembangan Produk Halal (PRPPPH) Universitas Airlangga, Surabaya Dr Mustofa Helmi Effendi, pengakuan halal atas produk kosmetik, obat, dan makanan merupakan isu yang serius.

Di sisi lain, pengakuan halal juga menjadi keunggulan dari suatu produk yang selalu dipromosikan kepada masyarakat.

Untuk itu, riset terkait dengan bahan dan kandungan produk guna memastikan standar halal, dikatakannya sebagai hal yang sangat dibutuhkan.

Melihat peluang itu, Universitas Airlangga meresmikan “halal center” yang juga berfungsi sebagai Lembaga Pemeriksa Halal.

Mustofa mengatakan, laboratorium di Pusat Halal itu menjadi tempat untuk mengkaji bahan produksi guna mendeteksi DNA yang terkandung dalam suatu produk.

“Halal center”, kata dia, akan menjadi pusat riset halal. Pihak industri dapat memanfaatkan laboratorium ini untuk melihat apakah kandungan produknya halal atau tidak, tetapi melalui proses penugasan badan pemeriksa halal Kementerian Agama juga.

Pusat Halal itu akan menangani tiga bidang riset utama, yaitu pangan, obat-obatan, dan humaniora.

Lihat juga...