Makin Halal Produk, Makin Bernilai

Ilustrasi - Produk halal - Dok CDN

BOGOR – Sudah setahun ini Nita menerapkan standar yang ketat atas semua produk makanan, minuman, dan obat-obatan yang dibelinya di toko modern, warung, dan rumah makan, bahkan yang dipesannya melalui toko-toko dalam jaringan.

Pegiat bisnis rumahan di Bogor, Jawa Barat itu selalu memastikan produk yang dibelinya benar-benar halal dari segi komposisi bahan, proses pembuatan, dan masa kedaluwarsa.

Setidaknya ia memperhatikan label halal dari Majelis Ulama Indonesia pada kemasan produk makanan atau minuman yang hendak dibelinya.

Kalau belum ada label halal dari MUI, ia tidak akan membeli produk-produk tersebut.

Aturan yang ketat sebelum membeli dan mengonsumsi produk yang dijual di pasaran juga diterapkan oleh Nurida.

Perempuan paruh baya itu lebih memilih produk berbahan organik atau alami, terutama untuk produk obat-obatan, bahan pembersih badan, dan kosmetik.

Menurut dia, produk terbaik adalah yang terbuat dari bahan-bahan alami dengan sesedikit mungkin campuran bahan kimia.

Ia mengusahakan selalu memakai sabun, sampo, kosmetik dari bahan herbal, seperti madu, propolis, dan minyak zaitun.

“Bahan-bahan herbal ini Insha Allah menyehatkan karena diajarkan juga oleh Nabi Muhammad,” jelasnya.

Bagi Nurida, produk berbahan organik, apalagi yang merupakan bagian dari ajaran Islam dipastikan halal dan mengandung banyak manfaat, serta lebih memiliki nilai dalam agama.

Dalam sebuah kronika yang dikeluarkan oleh World Islamic Economic Forum (WIEF) atau Forum Ekonomi Islam Dunia Edisi Agustus 2016, seorang pengusaha asal Malaysia, Anja Juliah, menulis bahwa salah satu pelajaran penting dalam menjual suatu barang dan jasa bukan hanya memamerkan penampilan dan manfaat, tetapi juga nilai yang akan didapatkan oleh pelanggan atau pengguna atas produk tersebut.

Lihat juga...