Kue Jaddah Menu Sarapan di Desa Klaten

Editor: Irvan Syafari

LAMPUNG — Kue jadah atau dikenal dengan gemblong merupakan makanan tradisional, yang kerap disajikan dalam acara khusus di antaranya pernikahan, sunatan dalam budaya suku Jawa.

Kue yang terbuat dari ketan putih tersebut menurut Supri Hastini (30), kerap dibuat oleh warga saat hendak pergi ke sawah dan ladang sebagai bekal sarapan.

Kue ini dibuat dengan proses pengukusan memiliki tekstur yang sama dengan nasi, meski lebih lengket sehingga mudah dibentuk.

Menurut Supri ketan dalam budaya Jawa sering menjadi bahan pembuatan kue tradisional lain di antaranya lemper, bugis, wajik, tape, brownis ketan.

Padi ketan kerap ditanam oleh petani bersama dengan padi jenis Ciherang, IR 64.

“Sebagian besar petani menanam ketan untuk kebutuhan saat akan ada acara khusus terutama dalam tradisi Jawa kebutuhan beras ketan cukup besar karena memiliki filosofi ketan rekatan atau menyatukan,” beber warga Desa Klaten, Kecamatan Penengahan saat ditemui Cendana News tengah membuat kue jadah ketan di rumahnya baru baru ini.

Pembuatan kue jadah ketan diakui Supri Hastini cukup mudah. Agar kue ketan ini lebih empuk, sebaiknya beras ketan terlebih dahulu direndam dalam air bersih.

Beras ketan yang direndam selanjutnya ditiriskan selanjutnya dikukus dalam dandang. Beras ketan selanjutnya dicampur dengan kelapa parut berikut tambahan garam secukupnya.

“Pencampuran beras ketan dan kelapa dilakukan sebelum dikukus agar merata antara parutan kelapa dan garam yang membuat jadah menjadi gurih,” papar Supri.

Ketan yang sudah matang selanjutnya diletakkan di atas nampan beralaskan daun pisang muda untuk proses pencetakan. Dalam pembuatan jadah berjumlah besar ketan yang sudah matang kerap ditumbuk hingga halus menggunakan lumpang terbuat dari batu.

Lihat juga...