Harga Komoditas Pertanian di Pasar Tradisional Lamsel, Naik

Editor: Satmoko

Kenaikan sejumlah hasil pertanian berupa sayuran dan bumbu disambut positif oleh sejumlah petani yang ada di wilayah Kecamatan Ketapang. Dwi Utari, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Unit Pelaksana Teknis Daerah Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (UPTD TPHBun) Kecamatan Ketapang menyebut, musim hujan ikut berdampak pada budidaya tanaman sayuran.

Imbas musim hujan disebutnya menyulitkan petani dalam perawatan, panen dan distribusi sehingga kenaikan harga cukup wajar. Sebagai pembina dari sebanyak 3 kelompok tani di Desa Lebungnala, Pematangpasir dan Karangsari dengan luasan lahan di atas enam hektar, ia mengaku, sebagian petani tengah memasuki masa panen. Meski demikian, hujan cukup menghambat proses pemanenan dan berisiko membuat cabai dan tomat busuk.

Areal pertanian tomat milik Poktan Setia Tani Desa Lebungnala Kecamatan Ketapang [Foto: Henk Widi]
“Petani cabai dan tomat yang saya dampingi sebagian mengeluh kondisi cuaca saat panen sehingga mereka berharap harga membaik,” beber Dwi Utari.

Dwi Utari yang mendampingi salah satu kelompok tani Persada Mandiri di Desa Karangsari menyebut, harga ideal cabai merah mencapai Rp35.000. Harga tersebut diakuinya sudah bisa menutupi biaya modal dan perawatan karena jika harga di bawah tersebut petani dipastikan merugi. Sebagai PPL ia terus melakukan pendampingan untuk melakukan penanganan pra dan pasca-panen sehingga petani cabai masih bisa memperoleh keuntungan.

Salah satu upaya pendampingan diakuinya dengan menghitung masa tanam dengan prediksi masa panen bertepatan dengan tingkat kebutuhan yang tinggi. Jelang Ramadan dan hari raya Idul Fitri, ia menyebut, penanaman komoditas cabai dan sayuran sangat dianjurkan. Pola penanaman berdasarkan waktu tersebut membuat kelompok tani yang dibinanya sukses sebagai pembudidaya sayuran.

Lihat juga...