Dinkes Sumbar Jelaskan Risiko Ikan Kaleng Mengandung Cacing
Editor: Koko Triarko
PADANG — Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, Merry Yuliesday, menegaskan, akan ada tiga fase yang dirasakan seseorang bila mengkonsumsi ikan kaleng sarden yang ada cacingnya.
Pertama, bisa saja seseorang yang mengkonsumsinya tidak merasakan apa-apa. Tetapi, bila sampai pada fase kedua, akan merasakan gangguan pencernaan, dengan gejala mual, muntah, dan diare. Kondisi ini bisa berlanjut menjadi reaksi alergi terhadap cacing anisakis.

“Cacing di sarden atau makarel itu berpotensi menyebabkan reaksi alergi karena mengandung zat kimia tertentu sejenis protein yang memang tidak ramah bagi manusia,” jelasnya, Jumat (30/3/2018).
Akibatnya, ketika dimakan, sistem kekebalan tubuh (imun) seseorang yang mengkonsumsinya akan menganggapnya sebagai serangan zat asing yang berbahaya bagi tubuh. Reaksi alergi yang terjadi bisa bersifat ringan hingga serius.
Ia menjelaskan, gejala-gejala reaksi alergi ringan terhadap cacing tersebut antara lain hidung berair, kulit badan dan area di sekitar mulut gatal-gatal, serta mata gatal dan berair. Sedangkan reaksi alergi serius yang mungkin terjadi, yaitu syok anafilaktik.
“Syok anafilaktik ditandai dengan kesulitan bernafas dan tekanan darah menurun drastis,” ujarnya.
Merry menegaskan, bila kemasan kaleng rusak dan pengelolahan ikannya tidak sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI), harap jangan membeli produk tersebut, atau bisa saja melaporkan ke Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM).