Akibat Banjir, Petani Lamsel Terpaksa Tanam Ulang Padi

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Akibat terendam air selama banjir, petani di wilayah Kecamatan Palas, Lampung Selatan, terpaksa melakukan penanaman ulang bibit padi, khususnya jenis Ciherang.

Petani di Desa Sukamulya, Salam (50), mengaku sawah miliknya seluas empat hektare yang berada di dekat tanggul penangkis terendam luapan Sungai Way Pisang, saat tanggul tersebut jebol.

Sebanyak tiga hektare lahan sawah yang ditanami padi varietas Ciherang sudah membusuk akibat terendam air, dan menyebabkannya rugi lebih dari lima juta rupiah, dihitung dari biaya bibit, operasional pengolahan lahan hingga upah tenaga kerja.

“Padi yang saya tanam sudah hancur dan lahan kembali seperti sebelum ditanami, karena selain tanaman padi busuk, sebagian terbawa banjir,” terang Salam, Kamis (22/3/2018)

Pengolahan ulang dilakukan secara manual dengan garu atau penghalus lahan sawah. Sebab, alat berupa traktor dan bajak tidak bisa masuk ke lokasi, karena terhalang oleh lahan pertanian warga lain yang sudah ditanami padi. Pada lahan seluas satu hektare, ia menyiapkan benih sebanyak 30 kilogram atau 60 kilogram untuk dua hektare padi varietas Ciherang.

Beruntung, ungkapnya, pada lahan seluas satu hektare miliknya ia masih bisa melakukan penyemaian bibit padi baru. Bibit padi baru dengan usia sekitar 18 hari tersebut rencananya akan ditanam saat usia benih memasuki 25 hari. Bibit tersebut sengaja ditebar di lokasi penanaman padi varietas muncul yang berada jauh dari tanggul penangkis, meski sempat terendam banjir.

“Pada lahan penanaman padi muncul dekat dengan saluran irigasi permanen, sehingga air bisa dibuang keluar, agar tidak menggenang,” beber Salam.

Lihat juga...