Gandeng US-CPSC, Kemendag Tingkatkan Kualitas SDM
“AS merupakan pasar penting bagi ekspor alas kaki Indonesia dengan nilai sebesar 1,22 miliar dolar AS atau sekitar 7,5 persen dari total ekspor nonmigas Indonesia pada Januari-November 2017,” kata Syahrul.
Atase Perdagangan untuk Washington DC Reza Pahlevi Chairul menambahkan, ekspor alas kaki Indonesia ke AS masih berpotensi untuk terus tumbuh. Indonesia menempati urutan ketiga negara asal importasi sepatu ke pasar AS, dengan porsi empat persen dari total 2,5 miliar pasang sepatu yang diimpor setiap tahun.
“Masih terdapat potensi peningkatan ekspor produk sepatu Indonesia ke pasar AS. Harga, inovasi, dan desain menjadi faktor kunci pasar sepatu AS,” ungkap Reza.
Perusahaan sepatu AS, menurut Reza, melakukan offshore sumber sepatunya ke negara-negara dengan upah buruh yang kompetitif, termasuk ke Indonesia. Dengan peluang tersebut, pihaknya akan terus menjajaki kerja sama dengan FDRA terkait dengan produksi sepatu yang berkualitas melalui desain, pemasaran, dan distribusi di pasar AS.
Dalam pertemuan dengan FDRA ini, kedua pihak membahas berbagai hal mulai dari produk sepatu Indonesia sampai penerapan standar dan persyaratan teknis yang berlaku di AS. Pembahasan bertujuan untuk menggali informasi yang dapat membantu mengembangkan kualitas produk alas kaki Indonesia, sehingga dapat memenuhi persyaratan ekspor, khususnya ke AS.
FDRA menggambarkan, peraturan untuk mengimpor sepatu anak lebih ketat dari sepatu dewasa. Terutama untuk pemantauan kandungan logam berat dan ftalat pada sepatu anak. Untuk persyaratan ini, Pemerintah AS secara rutin melakukan pengawasan dan penarikan terhadap produk yang tidak memenuhi persyaratan.