Berkat Umpan Pancing, Pria Denpasar Ini Raup Ratusan Ribu Rupiah Sehari
Editor: Irvan Syafari
“Ya, terpaksa saya harus mencarinya diluar Kota Denpasar seperti Gianyar, Tabanan bahkan dicari hingga ke Karangasem Bali yang memakai waktu jarak tempuh hampir tiga jam,” ucap pria dengan dua anak ini.
Kendala lain adalah, lahan untuk mencari umpan cacing juga dibatasi oleh pihak UP pengairan Sungai Taman pancing yang melarang pencarian cacing tanah dipinggiran sungai disepanjang Sungai Tukad Baru hingga Sungai Taman Pancing. Alasannya karena saat mencari umpan cacing maka akan merusak rumput yang ada.
“Itu sudah ada aturannya mas. Dan aturan itu sudah berlaku semenjak setengah tahun terakhir. Untuk mensiasatinya kamu terpaksa mencari cacing di tempat bekas lahan pembakaran atau di tanah yang lembab. Tapi hasilnya tidak banyak. Makanya semenjak ada peraturan itu kami kesulitan mencari cacing tanah”. Akunya.
Umpan lumut dan cacing tanah memang banyak diburu oleh para pemancing karena dua jenis umpan ini paling disukai oleh ikan tawar. Dalam sehari Budy menghabiskan kurang lebih dua Bak Plastik dengan ukuran besar. Untuk lumut sendiri memang memiliki masa waktu agar bisa digunakan.
Lumut hijau ini pada umumnya bisa bertahan selama kurang lebih 12 jam untuk tetap bisa digunakan, dan jika sudah lewat dari waktunya, lumut cenderung kurang segar dan tidak lengket pada kail mata pancing.
Pada sepanjang pinggiran sungai, terdapat juga penjual umpan lain selain Budy. Terbantu ada sekitar 5 orang yang membuka usaha yang sama yaitu jual beli umpan lumut dan cacing tanah.
Hendro, salah seorang pemancing mengaku, setiap hari membeli lumut di tempat Budy untuk digunakan sebagai umpan saat memancing. Ia mengaku lebih praktis membeli ketimbang harus mencarinya sendiri di sawah.