Begini Cara Presiden Soeharto Mempertimbangkan Proyek Pemerintah

Editor: Satmoko

Ada lagi, proyek Alumina Bintan, pada tahap pertama pembuatan “basic design and engineering” serta “detail design and engineering”. Namun, dalam perjalanannya pembangunan pabrik Alumina tersebut untuk sementara ditunda. Hasil design serta engineering lengkap tersebut merupakan persiapan pembangunan pabrik Alumina selanjutnya setelah keadaan ekonomi negara memungkinkan.

Ada pula, proyek Olefin Aceh, yang pelaksanaannya bagian dari proyek Olefin yang terdiri dari proyek pembuatan Ethane dan proyek pembuatan Ethylene untuk sementara ditunda. Dibatasi sampai pada penyelesaian pembangunannya sesuai dengan pembiayaan yang telah dikeluarkan, yaitu bagian dari proyek Olefin yang menghasilkan PVCNCM dan Chloor Alkali. Penyelesaiannya diserahkan kepada perusahaan swasta yang bersangkutan.

Proyek-proyek pemerintah lainnya di bidang listrik pun penjadwalannya bisa kembali  ditentukan atas usul Menko EKUIN dan Pengawasan Pembangunan serta Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua BAPPENAS.

Di masa itu, Presiden Soeharto mempercayakan kepada Menteri Pertambangan dan Energi bertanggung jawab atas pelaksanaan instruksi tersebut dengan bantuan sepenuhnya dari Direktur Utama Pertamina dan Direktur Utama PT Aneka Tambang.

Pejabat-pejabat di bidang masing-masing juga bersama-­sama memberikan bantuan untuk kelancaran pelaksanaan dari Inpres tersebut. Adapun pelaksanaan dari Inpres tersebut agar dilaporkan secara berkala kepada Presiden Soeharto.

Lihat juga...