Dusun Jolosutro, Padukan Kegiatan Keagamaan dan Budaya Tradisi Leluhur
Setiap ada kegiatan Upacara Rasulan di dusun itu, selalu ada banyak tamu dari berbagai daerah berdatangan ke dusun Jolosutro. Sehingga untuk menyambut para tamu, warga membuat hidangan berupa ketupat. Ketupat yang dihidangkan berbeda dari ketupat pada umumnya. Selain berukuran lebih besar, kupat juga dibungkus dengan daun gebang.
“Sampai saat ini hal tersebut masih berlangsung. Setiap bulan Sapar, kegiatan Kupatan Jolosutro digelar. Masyarakat dusun beramai-ramai membuat ketupat untuk dijual pada para warga yang datang menyaksikan acara kupatan,” katanya.
Untuk dapat terus melestarikan tradisi budaya yang diwariskan sesepuh dusun yakni Sunan Geseng yang dikenal sebagai wali itu, masyarakat pun rutin melakukan berbagai kegiatan. Melalui posdaya Cakrajaya berbasis masjid, warga menghidupkan masjid Sunan Geseng serta 6 buah mushola yang ada di dusun Jolosutro. Yakni dengan masjid Sunan Geseng sebagai pusatnya.
“Ada berbagai kegiatan keagamaan yang kita gelar secara rutin. Mulai dari pengajian rutin mingguan dan lapanan, tadarus untuk bapak-bapak dan ibu-ibu, pengajian remaja Masjid dan Mushola, Tadarus Anak anak dan Remaja, hingga TPA untuk anak-anak maupun lansia,” kata Rodiyanti, yang merupakan Ketua Posdaya Cakrajaya, di dusun Jolosutro.
Selain sejumlah kegiatan keagamaan tersebut, Posdaya Cakrajaya juga memiliki kelompok kegiatan seni dan budaya di antaranya, pasukan Bregodo Upacara Adat “KUPATAN’ Jolosutro yang terdiri dari bapak-bapak, kelompok Sholawat Nabi dan Tari Saman ‘DZIKIR MAULUD” yang terdiri dari remaja maupun bapak-bapak dan ibu-ibu, hingga kelompok Qasidah “CAKRA NADA” yang dianggotai ibu-ibu rumah tangga dusun.