Pokdarwis Minang Rua Bahari, Bersihkan Sampah Gelombang Pasang

LAMPUNG – Dampak gelombang tinggi disertai angin kencang siklon tropis dahlia yang melanda wilayah pesisir barat Lampung pada Kamis (30/11) hingga Jumat (1/12) masih terlihat dengan adanya sampah berbagai jenis yang terkumpul di tepi pantai wisata Dusun Minang Rua Bahari Desa Kelawi Kecamatan Bakauheni Kabupaten Lampung Selatan.

Yugo, salah satu anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Minang Rua Bahari mendampingi Eli Sakila selaku ketua Pokdarwis menyebut, pembersihan sudah dilakukan sejak Minggu (3/12) bersama puluhan anggota pokdarwis lain.

Tumpukan sampah kiriman akibat terbawa arus dari perairan pantai Minang Rua yang menjadi lokasi wisata tersebut, menurut Yugo sejak tiga hari terakhir bahkan terkumpul lebih dari ratusan kubik sampah dengan dominasi sampah berupa kayu, ranting, sampah buangan rumah tangga yang menepi akibat terbawa ombak dan gelombang tinggi. Jumlah sampah yang cukup banyak di pantai wisata tersebut bahkan diakui Yugo belum bisa bersih total hingga sepekan ke depan.

“Setiap akhir pekan secara gotong royong dan mandiri oleh anggota Pokdarwis kita lakukan pembersihan dengan menggunakan peralatan seadanya lalu sampah dibakar untuk mempercepat pemusnahan sampah yang ada. Karena pengunjung masih terus berdatangan walau sampah masih menggunung,” terang Yugo, salah satu anggota Pokdarwis Minang Rua Bahari mendampingi Eli Sakila selaku ketua Pokdarwis Minang Rua Bahari desa Kelawi yang tengah membersihkan sampah di pantai Minang Rua pada Selasa (5/12/2017).

Yugo, salah satu anggota Pokdarwis Minang Rua Bahari membersihkan ratusan kubik sampah pasca gelombang pasang di pantai wisata tersebut. [Foto: Henk Widi]
Pembersihan sampah di pasir pantai Minang Rua tersebut menurut Yugo terhambat karena kondisi cuaca ekstrim masih menambah volume sampah yang terbawa oleh gelombang. Ditambah kiriman sampah dari sungai Kepayang yang membawa ratusan kubik sampah dari beberapa desa di aliran sungai tersebut dan terkumpul di ujung sungai yang bermuara di lokasi wisata tersebut. Proses pembersihan membutuhkan waktu lama tersebut diakui oleh Yugo juga akibat sebagian kayu tertimbun pasir sehingga sulit dibersihkan.

Lihat juga...