Angin Kencang Warga Sumampir Isi Waktu Senggang Bermain Layangan Peteng
LAMPUNG — Kondisi angin kencang yang masih melanda wilayah Lampung Selatan membuat masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan enggan melaut. Mengisi waktu senggang, mereka menjadikan kondisi angin kencang untuk menyalurkan hobi bermain layang layang atau dikenal dengan layangan jenis peteng yang dinaikkan menggunakan tali senar yang biasa dipergunakan memancing ikan Mamung.
“Kalau cuaca bagus kami mulai berangkat melaut saat sore namun saat ini ada imbauan dari satuan polisi perairan agar menunda melaut. Mengisi waktu senggang, kami menyenangkan anak dan cucu untuk membuat layangan peteng,” terang Santa (45) warga Sumampir, saat ditemui Cendana News tengah menerbangkan satu buah layangan peteng berukuran bentangan sekitar satu meter dengan senar untuk menerbangkan layangannya, Minggu sore (3/12/2017)
Sebutan layangan peteng merujuk pada sebuah sundaren atau sumber pembuat bunyi yang memiliki suara seperti sirine dan ditempatkan pada bagian ujung depan layang layang. Peteng merupakan pita buatan dari plastik jepang atau tali rapia atau karet khusus dari ban dalam dengan tujuan menghasilkan bunyi bunyian.
Proses pembuatan layangan peteng dengan ukuran satu meter bahkan hingga dua meter terbilang sederhana. Bermodalkan bambu yang diserut sedemikian rupa hingga proses pengaturan keseimbangan yang sempurna. Layangan peteng berukuran besar dengan pola warna warni dibuat dari plastik asoy atau kresek yang dibentuk dan direkatkan pada kerangka (ragangan). Proses merekatkan plastik memanfaatkan obat nyamuk bakar sebagai lem sehingga plastik merekat sempurna pada kerangka.
“Setelah layangan jadi peteng diletakkan pada bagian atas layangan di depan atau belakang lalu diuji coba keseimbangannya dengan cara menerbangkan. Jika perlu tambahan sirip atau ekor menyerupai ikan, bisa ditambahi dengan plastik panjang agar layangan seimbang dan lebih menarik,” beber Santa.