Yayasan BOS Samboja Lestari Selamatkan Orangutan

“Ada sekitar 156 orangutan yang dalam perawatan, sub spesies Kaltim. Orangutan liar yang paling terancam punah, ya ini akibat pembukaan lahan massif. Proses rehab perlu 10 tahun untuk bisa lulus buat dilepasliarkan. Yang masuk rata-rata masih kecil. Nursery babies, TK di bawah 2 tahun, sebagai ibu pengganti tiap hari gendong ke mana-mana, masuk ke level 1 SD atau SMP diajarin cara manjat pohon, cara bikin sarang, cara cari makan,” ungkapnya, di hadapan pengunjung rombongan dari salah satu perusahaan.

Dijelaskannya, sebagian besar orangutan yang masuk ke fasilitas adalah berusia masih sangat muda, sehingga membutuhkan sesama orangutan lain untuk berinteraksi dan mendapatkan pembelajaran harian tentang bertahan hidup hutan.

Selama rehabilitasi, orangutan diajarkan dan dibimbing untuk membangun sarang, memilih pakan alami yang tepat dan mengenali predator alami mereka. Proses ini dimulai di ‘Sekolah Bayi’ dan berlangsung melalui berbagai tingkat di ‘Sekolah Hutan’, di mana setiap hari dihabiskan di hutan untuk belajar keterampilan baru. Keterampilan yang diperoleh setiap individu akan dinilai sebelum mereka boleh naik ke tingkat selanjutnya.

Orangutan kemudian masuk ke Karantina Kesehatan atau Sekolah Hutan 3, yang merupakan hutan singgah untuk menuju tahap akhir rehabilitasi. Tergantung pada usia dan keterampilan yang dimiliki masing-masing orangutan, rehabilitasi bisa memakan waktu hingga 7 tahun.

Dokter Agus, Manajer Program Yayasan BOS. –Foto: Ferry Cahyanti

“Proses belajarnya meniru tidak dari insting. Harus diajari mengenal buah, susu. Buah-buahan di Kalimantan rasanya pahit, tidak terlalu manis. Harus bikin ekspresi. Pikirannya maju, ya betina. Level 2 mindset diubah, orangutan bisa mendeteksi ketidaktegasan, ada yang ketinggalan kelas karena manja. Masa sapih sangat lama, 8 tahun belum disapih,” terang Agus yang juga dokter yang merawat orangutan di Yayasan BOS.

Lihat juga...