Tuir, Makanan Adat Etnis Tana Ai dalam Bambu Bakar

MAUMERE — Dalam pagelaran ritual adat Supi Tawa di hutan tempat awal ditemukan keris pusaka, setelah memberikan Piong atau persembahan berupa telur ayam serta beras, sirih pinang dan Arak kepada sang pencipta dan penguasa langit dan bumi serta para leluhur, hewan sembelihan berupa ayam semuanya dibakar di tempat ritual dan dimakan bersama nasi.

Berita terkait: Tudi Laba, Ritual Mohon Kebijaksanaan Etnis Tana Ai

Selama ritual berlangsung, makanan yang dimakan tidak diperkenankan menggunakan piring tetapi diletakan di dedaunan serta minum air atau arak pun harus menggunakan tempurung kelapa atau gelas bambu yang bahannya diambil di sekitar hutan tempat ritual berlangsung.

Yosef Tote, salah seorang tetua adat yang ditemui Cendana News menjelaskan, sejak dahulu ada pantangan untuk menggunakan piring dan gelas, hanya boleh mempergunakan bahan-bahan dari alam yang ada di sekeliling tempat ritual.

Nasi dimasak di dalam bambu lalu dibakar hingga matang sedangkan hewan sembelihan pun dibakar dan dipotong kecil-kecil untuk dijadikan persembahan yang diletakan di tempat tersebut serta sisanya dimakan bersama oleh semua peserta yang hadir.

“Kalau nasi yang dibakar dinamakan Tuir dan biasanya rasanya pun lebih enak dan gurih. Daging hewan sembelihan pun bisa juga dimasak di dalam bambu atau dibakar di api yang dibuat di dekat tempat ritual berlangsung,” sebutnya.

Biasanya saat pagelaran ritual adat, segala makanan seperti nasi dan daging tanpa bumbu hanya dimasukan ke dalam bambu lalu dibakar.

Petrus Robing Lewar (kiri) tuan rumah atau penerima tamu yang berperan menyiapkan makanan dan minuman selama pesta adat Geln Mahe berlangsung di Namang. Foto : Ebed de Rosary
Lihat juga...