Tudi Laba, Ritual Mohon Kebijaksanaan Etnis Tana Ai
MAUMERE — Etnis Tana Ai Mahe Boganatar desa Kringa kecamatan Talibura kabupaten Sikka dalam memohon kebijaksanaan kepada Ina Nian Tana, Ama Lero Wulan sang pencipta dan penguasa langit dan bumi serta para leluhur menggelar ritual adat yang disebut Tudi Laba.
Doa, syukur dan permohonan dilantunkan agar para kepala suku, Marang (panglima perang) serta tetua adat diberikan kebijaksanaan sehingga serangkaian ritual adat Glen Mahe dengan puncaknya penyembelihan hewan kurban bisa berjalan lancar.
Yohanes Yan Lewar, selaku Marang atau panglima perang adat suku Tana Ai Mahe Boganatar saat ditemui Cendana News mengatakan, dalam ritual Tudi Laba pihaknya meminta agar diberikan kebijaksanaan, kekuatan serta pendampingan agar dalam menggelar ritual adat bisa berjalan dengan lancar dan sukses.
Ritual dimulai dengan melantunkan Maran atau syair-syair adat dalam bahasa daerah oleh Marang yang dilanjutkan dengan memberikan Piong atau persembahan berupa telur ayam dan sedikit beras yang diletakan di Korak atau tempurung kelapa.
“Piong dilakukan di beberapa sudut halaman rumah untuk memberi makan kepada Ina Nian Tana, Ama Lero Wulan sang penciptan langit dan bumi, Guna Dewa penjaga kampung serta arwah leluhur agar mereka hadir dan memberi restu,” tuturnya.
Saat ritual Tudi Laba, terang Yan sapaannya, kepada Guna Dewa sang pemberi kekuatan atau penjaga kampung diberikan persembahan berupa seekor binatang berukuran kecil (babi atau ayam) yang dibunuh dengan cara diputar lehernya. Binatang ini disajikan mentah dengan meletakannya di pojok halaman dekat tempat ritual.
Yosef Tote, tetua adat lainnya yang ditanyai Cendana News menjelaskan, dalam ritual Tudi Laba ini, juga disembelih seekor kambing di depan rumah kepala suku. Darahnya diambil oleh Marang menggunakan tangan dan ditampung di dalam tempurung kelapa.