Sedikitnya 100 Pengungsi Rohingya Tewas Tenggelam
NEW YORK – PBB mencatat, lebih dari 100 pengungsi Rohingya tewas tenggelam akibat kapal karam dan kecelakaan perahu saat menyelamatkan diri dari Myanmar ke Bangladesh.
Kepala Juru Bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan, data suram tersebut merupakan bagian dari laporan adanya 30 rakit buatan yang membawa lebih dari 1.000 orang tiba di Bangladesh dari Myanmar. Rakit tersebut merupakan alat penyeberangan yang dibuat secara asal-asalan karena para pengungsi tidak memiliki kemampuan membayar untuk menyeberang ke Bangladesh.
“Karena tak mampu membayar untuk menyerang ke Bangladesh para pengungsi membuat rakit dari benda apa saja yang mereka dapatkan untuk melakukan perjalanan empat-jam menyeberangi Sungai Naf atau bagian dalam hulu Teluk Benggala tempat arus sungai mengalir,” jelas Dujarric, Sabtu (18/11/2017)
Pengungsi yang baru datang mengatakan kepada UNHCR mereka telah menunggu lebih dari satu bulan dalam kondisi putus-asa di pantai Myanmar. Karena ketidakpastian tersebutlah yang akhirnya mendoron para pengungsi untuk melanjutkan perjalanan menyeberang dengan rakit seadanya.
Kantor PBB bagi Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) melaporkan sebanyak 620.000 pengungsi Rohingya telah menyelamatkan diri dari Myanmar ke Bangladesh sejak 25 Agustus. “Kebanyakan pengungsi tersebut tinggal di permukiman sementara tanpa layanan atau prasarana yang layak,” kata Dujarric.
Dujarric menyatakan bahwa Rencana Tanggap Krisis Pengungsi Rohingya telah menerima bantuan hampir 140 juta dolar AS. Jumlah tersebut masih kurang dari sepertiga dari apa yang sesungguhnya diperlukan. Ia mendesak semua donor agar menyalurkan dana sesegera mungkin. (Ant)