JEMBER — Harga beras di sejumlah pasar tradisional Kabupaten Jember, Jawa Timur, mulai merangkak naik dengan kenaikan berkisar Rp200 hingga Rp500 per kilogram.
“Kenaikan beras disebabkan habisnya masa panen padi di Jember, sehingga pasokan ke penggilingan dan pengusaha beras menipis yang menyebabkan harga beras di pasaran naik perlahan-lahan,” kata Fauzan, pedagang bahan pokok di Pasar Tanjung Jember, Rabu (8/11).
Menurutnya harga beras yang naik adalah beras premium dan medium yang sebagian besar dikonsumsi oleh masyarakat, sedangkan untuk beras jenis IR-64 masih stabil di kisaran Rp9.000 per kilogram.
Harga beras Bengawan berdasarkan pantauan di Pasar Tanjung, Pasar Kebonsari, dan Pasar Kreyongan perlahan-lahan merangkak naik dari Rp10.300 menjadi Rp10.700 per kilogram, sedangkan beras Mentik naik dari Rp11.500 menjadi Rp12.000 per kilogram.
“Kemungkinan harga beras akan cenderung terus naik seiring dengan Hari Raya Natal dan Tahun Baru, namun sebenarnya stok beras di Jember cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat,” katanya.
Ia mengatakan kenaikan harga beras tersebut masih relatif stabil karena persediaan beras di Jember cukup, namun tetap saja banyak pembeli yang mengeluh dengan kenaikan harga beras karena komoditas tersebut merupakan kebutuhan pokok utama masyarakat.
Informasi yang dihimpun di lapangan menyebutkan, sejumlah penggilingan beras di Kabupaten Jember mengirim beras ke sejumlah daerah seperti Jakarta dan Surabaya karena Jember merupakan salah satu lumbung pangan di Jatim.
Sementara Wakil Kepala Bulog Subdivre XI Jember Dwiana Puspita Sari mengatakan stok beras yang tersedia di gudang Bulog tercatat sebanyak 44.500 ton dan jumlah tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan program beras sejahtera (rastra) di Jember selama 16 bulan ke depan.