Gatot Singkong dan Kluban, Sarapan Khas Warga Pedesaan

LAMPUNG — Bagi warga pedesaan di wilayah Penengahan Kabupaten Lampung Selatan, salah satu menu sarapan khas yang masih dapat ditemui di pasar tradisional yakni gatot singkong yang kerap disajikan dengan kluban atau urap.

Suyatinah (57), warga sekitar menyebutkan, proses pembuatan gatot singkong cukup singkat meski bahan dasarnya, gaplek dibutuhkan waktu lama.

“Kita gunakan dua jenis yakni gaplek hitam dan gaplek putih. Selanjutnya direndam dalam air bersih selama hampir dua hari, dibilas berkali-kali untuk membersihkan kotoran dan membuang zat berbahaya pada gaplek,” terang Suyatinah saat ditemui Cendana News tengah melakukan proses pengukusan gaplek, Sabtu (25/11/2017).

Suyatinah mengangkat gatot dari gaplek singkong yang telah dikukus dalam dandang dan siap ditaburi bumbu parutan kelapa [Foto: Henk Widi]
Bahan lain yang perlu disiapkan yakni parutan kelapa, gula dan garam. Setelah bahan siap, selanjutnya gaplek dikukus selama kurang lebih tiga puluh menit.Selama proses pengukusan, parutan kelapa ditaburi gula dan garam sesuai selera.

Parutan satu butir kelapa yang masih muda sengaja dibuat dalam jumlah banyak yang sebagian disisihkan untuk pembuatan kluban atau urap karena menu gatot menjadi pengganti nasi dan disantap bersama kluban sebagai sayur.

“Prosesnya bisa dikukus bersamaan dengan pengukusan gatot dengan parutan kelapa dibungkus daun pisang,” beber Suyatinah.

Gatot yang sudah matang selanjutnya diletakkan dalam wadah khusus dengan alas daun pisang dengan sentuhan akhir diberi taburan parutan kelapa.

Lihat juga...