Akasia Mangium, Sumber Investasi dan Kelestarian Lingkungan

Kondisi tersebut, diakuinya berbeda dengan saat lahan tersebut ditanami jagung pada musim kemarau. Sebagian masyarakat kerap kekurangan air bersih. Sementara sejak enam tahun berlalu dan tanaman akasia yang ditanam cukup tinggi, wilayah tersebut mulai tidak kekurangan air bersih.

“Warga yang tinggal di dekat dengan perkebunan akasia ini memang justru senang dengan adanya tanaman akasia. Karena saat ini pasokan air bersih tercukupi dan suasana lingkungan menjadi sejuk,” bebernya.

Jajaran tanaman akasia yang ditanam secara rapi tersebut, kerap menjadi daya tarik bagi anak muda di wilayah tersebut untuk berswafoto dan menjadi lokasi untuk berburu foto unik dengan pohon akasia yang ditanam secara rapi. Menyerupai tanaman karet.

Penanaman akasia sebagai tanaman peneduh di pinggir jalan mulai gencar dilakukan oleh masyarakat dengan manfaat ganda sebagai tanaman penjaga lingkungan. Saat besar bisa juga dimanfaatkan sebagai tanaman kayu bakar dan bahan bangunan. Jajaran tanaman akasia yang dimanfaatkan sebagai tanaman penahan polusi banyak terdapat di sepanjang ruas jalan provinsi Kecamatan Ketapang hingga Penengahan di antaranya di Dusun Siring Dalem Desa Sri Pendowo.

Manajer persemaian permanen, Slamet SP mengungkapkan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Way Seputih Way Sekampung (BPDAS-WSS) di Karangsari menyediakan berbagai jenis tanaman kayu-kayuan lebih dari 20 jenis dan sebanyak 15 tanaman Multy Purposes Tree System (MPTS)
berupa tanaman buah-buahan.

“Kami memiliki banyak bibit dengan tujuan pemanfaatan sebagai tanaman produktif bagi masyarakat namun juga tanaman reboisasi dan peneduh. Jalan salah satunya akasia mangium,” beber Slamet.

Lihat juga...