Akasia Mangium, Sumber Investasi dan Kelestarian Lingkungan

LAMPUNG – Tanaman akasia atau dikenal dengan akasia mangium masih kerap dibudidayakan sebagai tanaman peneduh jalan. Bahkan dipergunakan sebagai tanaman budidaya khususnya untuk dipergunakan sebagai bahan baku palet dan bahan bangunan.

Budidaya tanaman akasia mulai dipergunakan sebagai tanaman investasi seperti yang dilakukan oleh masyarakat, salah satunya Suprapto (40) yang menjadi salah satu penjaga di lahan kebun pemilik lahan yang sebelumnya ditanami jagung.

Sebagai salah satu warga di Dusun Bambu Kuning Desa Ketapang Kecamatan Ketapang Lampung Selatan, Suprapto mengaku, awalnya lahan seluas lima hektar yang ada di tepi Jalan Lintas Timur Sumatera tersebut ditanami jagung. Namun lokasi yang dekat dengan perkampungan membuat tanaman jagung tidak tumbuh maksimal karena gangguan ayam, bebek, dan hewan lain.

“Pemilik tanah akhirnya melakukan penanaman akasia sebagai tanaman peneduh. Sebagian sudah dijual untuk bahan pembuatan palet dan kusen untuk bahan bangunan rumah,” terang Suprapto, warga Dusun Bambu Kuning Desa Ketapang Kecamatan Ketapang, saat ditemui Cendana News di areal lahan akasia miliknya, Rabu (8/11/2017).

Slamet, SP (paling kiri) manajer persemaian permanen BPDAS-WSS KLHK bersama warga Papua Barat belajar persemaian gaharu. [Foto: Henk Widi]
Selain menunggu tanaman akasia, pemilik lahan dengan jumlah akasia mencapai sekitar 5000 batang, Suprapto juga menanam tanaman akasia sebanyak 500 batang pada lahan miliknya. Sebagian dijual sebagai bahan pembuatan palet dengan harga per batang bisa mencapai Rp100 ribu. Sebagai tanaman investasi, ia mengungkapkan, tanaman akasia yang ditanam saat ini justru memberi manfaat bagi lingkungan di sekitar dusun tersebut. Lingkungan menjadi lebih sejuk juga menjaga pasokan air bersih pada sumur warga.

Lihat juga...