2018, Sumbar Siapkan 2.182 Formasi Guru

Nasrul menyebutkan, usulan penerimaan formasi CPNS untuk Sumbar juga disebabkan karena kekurangan PNS di Sumbar akibat setiap tahunnya banyak PNS pensiun di Sumbar. Diperkirakan ada sekitar 300 orang yang pensiun setiap tahunnya di Sumbar.

“Sudah lima tahun tidak lagi dibuka penerimaan CPNS. Tentunya jumlah pegawai negeri sipil yang ada di Sumbar terus berkurang setiap tahunnya. Keinginan dibukanya formasi untuk tenaga kesehatan dan guru juga telah disampaikan langsung ke Menpan RB Asman Abnur beberapa waktu yang lalu,” ujarnya.

Dikatakannya, selain tenaga guru, kesehatan, tenaga akuntansi juga dibutuhkan banyak di Sumbar. Tenaga akuntansi dibutuhkan dalam membantu mengurus keuangan nagari dan desa yang jumlahnya semakin besar.

“Kita juga butuh tenaga akuntansi yang mengurus keuangan nagari atau desa yang semakin besar. Kita butuh tenaga profesional dalam mengurus keuangan tersebut agar nanti tidak terjebak masalah hukum. Mudah-mudahan pada saat moratorium dicabut nanti, usulan kebutuhan formasi yang dibutuhkan ini bisa diterima sesuai dengan kebutuhan Sumbar,” pungkasnya.

Menyikapi adanya kesempatan bagi guru honorer untuk boleh ikut pada formasi CPNS itu, disambut positif oleh sejumlah guru honorer di Sumbar. Salah seorang guru honorer di Kabupaten Pesisir Selatan yang mengajar di salah satu SMP di Kecamatan Sutera, Siska Maryenti, mengatakan, sudah cukup lama menanti adanya peluang untuk ikut CPNS formasi guru.

“Semogalah informasi dari pemerintah provinsi akurat, karena saya benar-benar ingin ikut CPNS itu,” katanya.

Ia mengaku, telah menjadi guru honorer di SMP hampir tiga tahun ini. Penghasilan yang diterima seorang guru honorer pun tak menentu. Terkadang digaji per tiga bulan sekali dengan jumlah Rp500 ribu dan terkadang pernah digaji Rp100 ribu per bulannya. Kondisi demikian, katanya, jika bicara gaji sungguh tidak wajar, karena akan minus dari hitung-hitungan pengeluaran kebutuhan selama satu bulan.

Lihat juga...