Tak Ada Pendampingan, Posdaya Laras Senja Mati Suri

YOGYAKARTA – Keberadaan Pos Pemberdayaan Masyarakat atau biasa disebut Posdaya banyak ditemukan di berbagai sudut kampung atau desa di Indonesia. Posdaya ini bisa juga dibentuk melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik sejumlah mahasiswa perguruan tinggi sebagai bagian program pengabdian pada masyarakat.

Sayangnya tidak semua Posdaya tersebut berjalan maksimal dalam mewadahi dan mensinergikan berbagai kegiatan pemberdayaan yang berjalan di masyarakat. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya sosialisasi mengenai peran dan posisi Posdaya, serta tidak adanya pendampingan berkelanjutan kepada pengurus Posdaya.

Seperti terjadi pada Posdaya Laras Senja RW 11 Kampung Selokraman, Purbayan, Kotagede, Yogyakarta. Sejak dibentuk sekitar tahun 2015 silam, Posdaya ini tidak banyak memainkan peran sebagai wadah berbagai kegiatan pemberdayaan di masyarakat. Setiap kegiatan masih berjalan sendiri-sendiri tanpa ada naungan yang mewadahi.

Ketua RW 11 Kampung Selokraman, Purbayan, Kotagede, Jamhani (71) menyebut Posdaya Laras Senja pertama kali didirikan oleh sejumlah mahasiswa perguruan tinggi swasta di Yogyakarta yang melakukan KKN di kampungnya. Saat awal didirikan, sejumlah program disusun yang intinya memberdayakan masyarakat. Namun begitu KKN mahasiswa itu selesai, kegiatan Posdaya Laras Senja pun ikut terhenti.

“Sampai saat ini kita tidak tahu apa fungsi dan peran Posdaya. Karena pengertian Posdaya tidak jelas. Saat sosialisasi tahunya kita Posdaya itu kegiatan masyarakat yang diberdayakan,” katanya belum lama ini.

Sejak KKN selesai, kegiatan Posdaya Laras Senja di kampung Selokraman pun dikatakan Jamhani tidak berjalan. Tidak ada pertemuan ataupun program yang disusun sama sekali. Sejumlah program dikatakan justru datang dari pemerintah desa/kelurahan, namun secara terpisah atau sendiri-sendiri.

Lihat juga...