Kerajinan Cukli, Angkat Nilai Budaya Lokal

LOMBOK – Mengangkat dan memelihara nilai budaya kearifan lokal masyarakat Suku Sasak Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) bisa dilakukan dengan beragam cara. Tidak hanya bisa diwujudkan dalam bentuk tulisan atau mengabadikan dalam karya foto atau video.

Bisa juga dilakukan dalam bentuk ukiran kerajinan atau lukisan cukli misalnya, lewat kelihaian tangan terampil para perajin. Banyak hasil kerajinan dihasilkan, mulai dari seni kaligrafi Al-Qur’an hingga ukiran seni kebudayaan masyarakat Suku Sasak, Lombok.

“Selain seni ukiran kaligrafi, kerajinan cukli yang kita kembangkan juga mengangkat seni dan nilai kebudayaan lokal Lombok,” kata Joko Hermanto, perajin cukli di Kelurahan Gatep, Ampenan, Kota Mataram, Selasa (24/10/2017).

Beberapa seni kebudayaan daerah yang diangkat antara lain seperti budaya Peresean, Gendang Beleq, Putri Nyale Lombok dan sejumlah tradisi kebudayaan lain.

Menurut Joko, mengangkat nilai kebudayaan daerah dalam bentuk kerajinan cukli, selain sebagai upaya menjaga dan merawat nilai serta kebudayaan lokal, dari sisi pemasaran akan lebih menarik minat wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara untuk membeli.

“Karena dinilai unik dan memiliki nilai seni tinggi sebagai hiasan maupun untuk dipasarkan, mengingat wisatawan ketika berkunjung ke suatu daerah wisata, cenderung menyukai sesuatu yang unik dan berbeda,” katanya.

Diakui Joko, ada alasan tersendiri mengapa dirinya memilih mengangkat kaligrafi dan seni budaya dalam kerajinan cukli yang dikembangkan.

Mengingat selain merupakan daerah dengan penduduk mayoritas muslim, NTB atau Pulau Lombok merupakan daerah yang kaya akan keindahan objek pariwisata dan seni budaya sehingga memang peluang pemasarannya akan lebih tinggi. Baik seni kaligrafi maupun  keindahan bentangan alam Pulau Lombok, dari objek wisata pantai, alam pegunungan dan sejumlah objek wisata lain.

Lihat juga...