Bahan Penjor di Bali Mulai Diburu

MANGUPURA – Sarana ritual untuk membuat penjor atau bambu yang dirangkai dengan hiasan janur di Kawasan Desa Kapal, Kabupaten Badung, Bali, mulai ramai diburu masyarakat umat Hindu di Pulau Dewata, menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan.

“Pembeli sudah mulai ramai membeli perlengakapan penjor di tempat saya dan rata-rata per hari omzet penjualan Rp1 juta per hari”, kata Putu Ririn, penjual sarana ritual penjor saat ditemui di Badung, Minggu (22/10/2017).

Pembeli yang datang ke tempatnya biasanya membeli perlengkapan sarana penjor seperti sampian, kolong-kolong, pelepah aren, batang bambu dan padi-padian yang dibandrol dengan harga bervariasi.

Ririn menerangkan, untuk harga pelepah aren dijual dengan harga Rp35.000, sampian penjor mulai Rp10.000 hingga Rp100 ribu, kolong-kolong kisaran harga Rp50.000 perbungkus dan padi di kisaran Rp25.000 per bungkus.

Sedangkan untuk gantung-gantungan penjor yang terbuat dari ental mencapai Rp50.000 ribu hingga Rp60.000, serta sejumlah variasi lainnya yang menambah kesan seni pada penjor rata-rata harganya mencapai Rp60 ribu hingga Rp70.000.

“Untuk pelengkap lainnya seperti bunga ental berwarna, kipas ental dan sebagainya dibandrol mulai dari nominal Rp500 hingga Rp8.000,” ujarnya.

Ia mengakui, sarana penjor yang paling ramai dibeli konsumen seperti pelepah aren, sampaian gantung dan kolong-kolong.

Sementara itu, bahan baku hiasan penjor itu disebutnya juga ada terbuat ental didatangkan langsung dari Sulawesi dan Jawa. “Janur atau ental ini dijadikan berbagai ragam bentuk hiasan yang dibuat langsung para perajin asal Desa Kapal,” ujarnya.

Untuk Hari Raya Kuningan, pihaknya memprioritaskan penjualan sarana ritual berupa tamyang, sampian dan harganya pun sangat terjangkau. “Untuk harga sarana ini dijual kisaran harga Rp5.000 hingga Rp10.000,” ujarnya.

Lihat juga...