Produksi Panen Gabah Petani Penengahan Stabil Meski Kemarau Melanda
LAMPUNG- Musim kemarau yang melanda di wilayah Lampung tidak terlalu berpengaruh pada tingkat produksi atau hasil panen gabah milik petani di wilayah yang menggantungkan pengairan dari aliran sungai bermata air di Gunung Rajabasa Lampung Selatan.
Saparudin, salah satu petani di Desa Pisang Kecamatan Penengahan mengakui, tanaman padi miliknya yang memasuki masa panen saat kemarau sudah tidak terimbas kemarau termasuk milik petani lain. Faktor pasokan air yang cukup dengan membendung sungai dan melakukan penyedotan air menjadi cara petani agar bisa memenuhi kebutuhan air bersih bagi areal persawahan yang mereka miliki.
Saparudin, salah satu anggota kelompok tani di wilayah tersebut juga menyebut, datangnya musim kemarau pada tahun ini yang sudah berlangsung sejak pertengahan Agustus bahkan diantisipasi kelompok tani dengan mempergunakan mesin pompa air bantuan dari Kementerian Pertanian. Pola tanam tepat waktu menjadi kunci para petani di wilayah Desa Pisang, Sukabaru, Tanjungheran dan Gayam masih bisa melakukan panen dengan hasil cukup baik dibandingkan petani di wilayah lain.

“Secara keseluruhan kami kalkulasikan hasil panen dibandingkan tahun lalu merosot. Namun dengan datangnya musim kemarau hasil panen kami terbilang stabil. Dibandingkan hasil panen milik petani di daerah lain yang bahkan tidak bisa panen,” beber Saparudin, salah satu petani di Desa Pisang yang tengah melakukan panen padi miliknya saat musim kemarau melanda wilayah tersebut, Kamis (21/9/2017).
Saparudin menyebut, stabilnya hasil panen meski mengalami penurunan yang sedikit pada bulan September akan menjadi masa terakhir untuk melakukan proses penanaman padi. Sebab sebagian petani memilih akan menanam palawija berupa sayuran dan buah-buahan. Pergantian komoditas pertanian yang ditanam setelah padi tersebut dilakukan menyesuaikan pasokan air yang lebih sedikit dibandingkan menanam padi yang sangat banyak membutuhkan air.