Pemkot Depok akan Investigasi Tingginya Inflasi Beras dan Cabai
DEPOK – Direktur Eksekutif Bank Indonesia (BI) wilayah Jawa Barat, Wiwiek Sisto Widayat, menyebutkan, angka inflasi Kota Depok berada pada angka 3,8 persen. Depok menjadi penyumbang ketiga terbesar di Jawa Barat setelah Bandung dan Bekasi.

Dikatakan Wiwik Sisto, masih ada kesempatan untuk menurunkan inflasi hingga akhir 2017. Namun, Wiwik mengingatkan tetap harus waspada, pasalnya pada bulan November dan Desember, terdapat hari-hari besar.
“Penyebab Depok penyumbang inflasi ini, karena tingginya masyarakat Depok mengkonsumsi beras serta cabai. Sedangkan komoditas lainnya adalah telur ayam dan bawang merah,” beber Wiwik Sisto beberapa waktu lalu saat menghadiri High Level Meeting (HLM) TPID dan Rapat Koordinasi Ketahanan Pangan Tingkat Kota Depok di Aula Lt. 5 Gedung Setda Kota Depok.
Terkait dengan hal tersebut, Pemkot Depok serius menghadapi inflasi yang terjadi di Kota Depok untuk mengambil inisiatif intervensi harga barang di pasar agar laju inflasi bisa ditekan.
“Pemkot Depok akan melakukan sejumlah evaluasi, termasuk melakukan rekayasa dan intervensi harga melalui penyelenggaraan pasar murah. Tujuannya untuk mengendalikan harga dan pasokan sejumlah barang bahan pokok,” ujar Wali Kota Depok Mohammad Idris.
Melalui dinas terkait, Pemkot Depok juga akan melakukan investigasi apa yang sebenarnya menjadi faktor penyebab tingginya inflasi beras atau cabai. Apakah tingginya harga, minimnya pasokan, regulasi, atau ada faktor lainnya.