Potensi Besar Ternak Kambing Kaligesing

PURWOREJO – Nama Kaligesing sudah tidak asing bagi peternak kambing, karena merupakan sumber bibit unggul kambing peranakan etawa atau PE. Tetapi, sekarang nama PE sudah tidak digunakan. Semua sepakat memakai nama Kambing Kaligesing, karena sudah ditetapkan sebagai galur baru kambing berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 2591/Kpts/PD.400/7/2010.

Kecamatan Kaligesing berada di daerah perbukitan Manoreh di Kabupaten Purworejo, di mana sekitar 60 persen populasi Kambing Kaligesing ada di sana. Sisanya berada di kecamatan lain di Purworejo dan tersebar di seluruh Indonesia, khususnya di Bantul, Sleman, Blitar, dan Bogor.

Sejarahnya, Pemerintah Belanda mengimpor kambing Ettawa pejantan dari India ke Wilayah Kaligesing, pada tanggal 27 Agustus 1931, sebanyak 7 ekor dan 12 Desember 1931 sebanyak 13 ekor, ditempatkan di Desa Somongari, Tlogoguo dan Hulosobo.

Semua kambing Ettawa pejantan dikawinkan dengan kambing-kambing lokal dengan tujuan untuk produksi daging dan susu. Hasil persilangan antara kambing Ettawa dengan kambing betina lokal di Kecamatan Kaligesing dikenal dengan nama Kambing Peranakan Ettawa (Kambing PE), yang kini sudah terbentuk galur baru Kaligesing.

Keunggulan Kambing Kaligesing dibandingkan ternak kambing lain antara lain merupakan tipe dwiguna, yaitu sebagai penghasil daging dan susu, produksi susunya sekitar 1 sampai 3 liter per ekor per hari, mempunyai kemampuan menghasilkan anak lebih dari satu dalam satu kali kelahiran (Prolifik), aktivitas reproduksinya tidak terpengaruh oleh musim, sehingga dapat berproduksi sepanjang tahun.

Keunggulan itulah yang membuat banyak peternak berburu Kambing Kaligesing, apalagi adanya kontes-kontes kambing di sejumlah daerah, termasuk tingkat nasional, yaitu Piala Presiden akan menaikkan gengsi kambing ras ini. Semakin sering juara harganya bisa melambung sampai seratus juta lebih untuk seekor pejantan unggul.

Lihat juga...