Retno mengatakan, penari Padnecwara dulunya banyak yang masih muda bahkan anak-anak, tapi sekarang sudah sepuh dan memiliki cucu.
“Tapi kami tetap bersemangat untuk latihan bersama. Proses pembelajaran ini memberikan harapan kepada saya untuk regenerasi yang tidak hanya digantikan yang muda saja, tetapi juga regederasi,” paparnya.

Oleh sebab itu, kata Retno, sebelum Padnecwara menampilkan karya-karya teranyar maka perlu menyajikan proses pembelajaran ini melalaui Lelangen Beksan, sebuah gelaran seni tarian budaya bangsa yang senantiasa harus dilestarikan.
Sejak Lelangen Beksan pertama pada 2008 di Teater Luwes, Institut Kesenian Jakarta (IKJ) hingga penampilan di Sasono Langen Budaya Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Jumat (8/9/2017) menjadi penampilan yang ketujuh.
Padnecwara terus berupaya untuk menampilkan sebuah sajian yang indah dan patut untuk ditonton. Lelangen Beksan, dengan sajian pembuka ‘Tari Pradapa Ngambar’ karya Retno Maruti.
Tarian ini mengambarkan pancaran rasa syukur Padnecwara, karena dalam berkesenian, menjaga dan mengembangkan seni budaya, selalu mendapatkan berkah Tuhan Yang Maha Esam. Di dalamnya juga terkandung makna harapan semoga kesenian terus harum di Indonesia.
Para penari Pradana Ngambar sangat gemulai melenggokkan tubuhnya dengan iringan gamelan khas Jawa. Lantunan lagu pun dinyanyikan oleh enam penari perempuan anggun itu, sambil terus menari begitu memukau pandangan mata.