Imbas Kemarau, Petani Karet Lampung Istirahat Sadap Getah

LAMPUNG — Musim kemarau yang melanda sebagian besar wilayah Lampung Selatan juga berimbas pada petani karet di sejumlah kecamatan di Lampung Selatan, seperti  Kecamatan Sragi, Kecamatan Penengahan dan Kecamatan Ketapang.

Hendro, pemilik lahan kebun karet seluas satu hektar di Desa Mandalasari Kecamatan Sragi mengungkapkan musim kemarau berimbas  pada tanaman karet yang mengalami musim menggugurkan daun atau dikenal petani dengan istilah “trek” atau rontok daun. Bukan hanya rontok daun, produksi getah berwarna putih pada bagian sayatan batang karet berkurang.

Masa “trek “daun tersebut diakui Hendro sekaligus menjadi masa istirahat proses menyadap getah karet yang dibudidayakan oleh petani di wilayah tersebut. Istirahat ini memberi kesempatan bagi tumbuhnya daun karet setelah musim kemarau berakhir.

Meski sudah disediakan batok batok kelapa sebagai wadah getah namun ia menyebut sebagian pohon sama sekali tidak mengeluarkan getah sehingga dirinya justru tidak menyadap sejak dua pekan terakhir.

“Musim kemarau yang tiba memang sangat berimbas bagi kami mulai dari sulitnya mencari air bersih, sumber pakan ternak dan sekarang produktifitas getah karet yang kami tanam terhenti sementara bahkan berkurang selama musim gugur daun ini,” keluh Hendro saat ditemui Cendana News di kebun miliknya, Kamis (7/9/2017).

Terakhir proses penyadapan sekitar 2000 batang tanaman karet yang d isela dengan tanaman jagung dan pisang tersebut dilakukan pada pertengahan  Agustus. Namun menjelang September musim kemarau sudah melanda wilayah tersebut.

Hendro menyebut pada sadapan terakhir produksi getah karet miliknya memperoleh sebanyak 50 kotak dengan berat sekitar 200 kilogram dengan harga masih dikisaran Rp7.900 per kilogram yang dijualnya pada pengepul getah karet.

Lihat juga...