Banjir Sungai Way Pisang Sisakan Ratusan Kubik Sampah
Proses pembersihan sampah-sampah tersebut, menjadi pekerjaannya atas perintah penanggungjawab bendungan indah tersebut dengan sistem upah harian yang diakuinya belum diberikan dengan janji akan diberikan saat sampah di bendungan tersebut dibersihkan.
Ia mengungkapkan, intensitas hujan di bagian Gunung Rajabasa bisa berpotensi menimbulkan banjir dan sampah sisa pembersihan lahan pertanian.
“Umumnya pascakemarau yang dimanfaatkan oleh petani untuk membersihkan lahan berimbas sampah pembersihan lahan pertanian terbawa arus sungai dan menumpuk menjadi satu di bendungan, jika dikubikasi bisa mencapai ratusan kubik sampah hanya dalam tiga hari lamanya”, terang Turmudin.
Warga lain, Sabar, menyebut idealnya dinas terkait menyediakan fasilitas alat berat untuk memudahkan pembersihan sampah yang menimbun dan menyumbat bendungan dan bisa menjadi penyebab jebolnya bendungan dan merusak lahan pertanian.
Sabar juga menyebut, dengan datangnya musim hujan yang melanda hampir selama beberapa hari terakhir mengakibatkan beberapa hektare lahan pertanian terendam banjir, di antaranya di Desa Pulau Tengah dan wilayah muara, bahkan beberapa pemilik lahan kolam budidaya ikan. “Masyarakat pemilik budidaya ikan banyak yang kehilangan ikan terutama jenis lele yang kerap mudah hilang saat banjir dan musim penghujan”, beber Sabar.
Banjir akibat hujan deras berimbas meluapnya air sungai Way Pisang dengan tumpukan sampah, dimanfaatkan pula oleh beberapa pemuda di wilayah sekitar Bendungan Indah, untuk mengumpulkan kayu sebagai bahan bakar untuk dijual.
Hamdan, seorang anak yang duduk di bangku sekolah menggunakan waktu luang mengumpulkan kayu dan bambu untuk dijual sebagai bahan bakar. “Saya kumpulkan kayu bakar dari sampah yang terbawa arus sungai dan terkadang kelapa kering bisa saya kumpulkan untuk dijual sebagai tambahan uang jajan”, cetus Hamdan.