Pohon Kayu jadi Pilihan Investasi Warga di Lamsel

“Rumah yang saya buat hanya memerlukan material besi, semen serta bahan lain, karena genteng saya barter dengan batu-bata dan batu-bata saya buat sendiri sementara kayu hasil tanaman sendiri,” terang Sudirman.

Sebagian hasil kayu milik Sudirman yang sudah menjadi bahan untuk bangunan. [Foto: Henk Widi]
Pada penebangan kali ini, ia menyebut sengaja menebang lima batang pohon sengon di tanah miring belakang rumahnya, untuk digunakan sebagai pengganti kandang kambing yang sudah lapuk. Ia menyebut, menanam berbagai jenis kayu menjadi salah satu investasi hijau bagi warga pedesaan terutama di tengah maraknya tawaran investasi yang diakuinya bersifat money game.

Ia menyebut dengan modal kecil kala itu, hanya Rp500 ribu, setelah diinvestasikan dalam bentuk bibit setelah beberapa tahun rata-rata bisa menghasilkan sekitar Rp100-200 ribu per batang. Sementara, dirinya menanam lebih dari 100 batang tanaman sengon, belum termasuk jenis tanaman lain.

Sejalan dengan Sudirman, warga lain di Palas juga mengikuti jejaknya, di antaranya Ahmad, yang menanam tanaman kayu jenis jati ambon yang sudah bisa dipanen dengan pangsa pasar pembuatan palet untuk pengemasan barang. Ahmad yang menanam 200 batang jati ambon mengaku menjual kayu jati ambon satu kali panen dan masih memiliki tanaman pada masa tanam berikutnya untuk dijadikan sarana investasi dalam bentuk tanaman kayu.

“Saat ini upaya kita melakukan reboisasi harus sejalan dengan tujuan kebutuhan investasi, karena menanam pohon tidak pernah ada ruginya, malah selalu untung”, tegas Ahmad.

Lihat juga...