Pohon Kayu jadi Pilihan Investasi Warga di Lamsel
LAMPUNG — Memiliki lahan luas menjadi anugerah bagi Sudirman (40), warga Desa Kalirejo, Kecamatan Palas. Lahan seluas satu hektar yang dibelinya cukup murah pada 2005, seharga Rp30 juta, kala itu, kini menjadi sumber penghasilan karena ditanami sejumlah pohon kayu yang bernilai jual.
Padahal, saat itu tak ada yang melirik tanah tersebut, karena lokasi yang miring, bahkan pada beberapa bagian tidak bisa dicapai dengan menggunakan kendaraan dan ditumbuhi semak belukar, sehingga tidak bisa dijadikan lokasi pemukiman.
Sudirman yang mengaku pernah tinggal di daerah Wonosari Gunung Kidul, terbiasa hidup di wilayah perbukitan terjal dan akhirnya pindah ke Lampung, tidak kaget dengan kondisi tersebut. Karenanya, ia bersedia membeli tanah yang sama sekali tidak diperhatikan oleh warga di wilayah tersebut.
Dengan kegigihannya, ia lalu menanam 100 batang bibit tanaman sengon, puluhan bibit pohon jati putih atau gamalina, kelapa, kemiri, mindi serta tanaman buah-buahan lain berupa durian serta nangka yang bisa dimanfaatkan buahnya.
“Kala itu, saya membeli tanah bukan sebagai kebutuhan, tetapi sebagai investasi masa depan, karena jika memperhatikan kontur tanahnya memang sama sekali sulit untuk dijadikan lahan perumahan. Maka, saya justru menanam sengon yang sudah saya panen tiga kali,” terang Sudirman, yang ditemui Cendana News tengah memanen sebagian kayu sengon miliknya dengan gergaji mesin, Rabu (23/8/2017).
Sudirman menyebut, pada lahan miring yang dianggap sebagai lahan tidak produktif itu, ia sengaja menanam tanaman kayu berbagai jenis sebagai pencegah longsor akibat sebagian lahan miliknya berada di tepi aliran sungai. Selain sebagai penahan longsor, laki-laki yang saat membeli tanah tersebut masih memiliki satu anak mengaku belum membutuhkan biaya banyak untuk anaknya sekolah dan salah satu cara menabung dengan menanam pohon.