Modal Serta Bahan Baku Kunci Keberlangsungan Usaha Mikro di Penengahan

Kini memasuki tahun ketiga peminjaman usaha yang ditekuni bersama dengan usaha warung anggota lain yang tergabung dalam kelompok pemilik usaha mikro bahkan diberikan suntikan pendanaan senilai Rp25juta.

“Kita alokasikan dana pinjaman tersebut untuk belanja modal berupa peralatan produksi seperti alat penggiling adonan yang kerap rusak sisanya untuk pembelian bahan baku,” terang Hamroh.

Pekerja wanita dominasi usaha mikro yang ditekuni Sulistyono dalam pembuatan kerupuk kemplang [Foto: Henk Widi]
Dibantu Supinah berkat modal yang lancar dan produksi yang kontiniu serta kemudahan bahan baku usaha mikro tersebut masih tetap berjalan dengan omzet lebih dari dua juta perbulan dengan sistem penjualan dititipkan di warung warung dan dikirim ke luar daerah. Pembuatan jenis makanan tradisional berupa tusuk gigi, pangsit, keripik pisang dan singkong, sale pisang dan berbagai jenis kerupuk singkong mengandalkan bahan baku dari petani setempat.

“Kami bermitra dengan petani dan sebagian diambil dari kebun sendiri sebagai bahan baku sehingga produksi terus berjalan untuk menggulirkan modal dan supaya pengembalian pinjaman bisa lancar,” terang Hamroh.

Usaha mikro lain di desa yang sama dan masih ditekuni dengan melibatkan para pekerja wanita di antaranya usaha pembuatan kerupuk kemplang rasa ikan milik Sulistyono. Ia menyebut bermodalkan dari dana sendiri dirinya masih tetap melakukan proses produksi dan bahan baku tepung tapioka yang mudah dan tenaga kerja warga sekitar tetap menyokong keberlangsungan produksi kerupuk kemplang miliknya.

Lihat juga...