Modal Serta Bahan Baku Kunci Keberlangsungan Usaha Mikro di Penengahan

LAMPUNG — Lima tahun berjalan, Hamroh (55) bersama beberapa warga Dusun Karanganyar Desa Klaten masih terus menekuni usaha pembuatan berbagai jenis makanan ringan tradisional yang berbahan baku hasil pertanian di wilayah tersebut. Usaha tersebut dikerjakan secara manual bersama beberapa ibu rumah tangga lain dengan ketersediaan bahan baku dan modal dari pinjaman.

Sebagai usaha yang masuk kategori usaha mikro yang merupakan usaha ekonomi produktif milik orang perorangan Hamroh mengaku sebelum mengajukan pinjaman awalnya ia sempat ragu dengan kemampuan membayar akibat produksi yang masih terbatas.

“Awalnya saat memulai usaha pembuatan makanan ringan tersebut saya hanya mengandalkan modal sendiri dan perkembangan usaha mulai terlihat setelah mendapatkan banyak pelanggan di sejumlah warung sehingga kebutuhan modal ikut meningkat,” papar Hamroh saat ditemui Cendana News tengah melakukan proses pembungkusan keripik pisang buatannya, Selasa (8/8/2017).

Pada awal tahun 2014 sebagai pelaku usaha mikro pembuatan makanan ringan tradisional Hamroh mulai memberanikan diri melakukan peminjaman modal usaha. Angsuran setiap bulan dengan lancar bisa dikembalikan sehingga kepercayaan mulai diberikan kepada usaha yang ditekuninya.

Pada tahun kedua menyesuaikan ekspansi usahanya yang mulai merambah ke luar Kecamatan Penengahan meliputi Kecamatan Bakauheni, Sidomulyo dan menyeberang ke Provinsi Banten dalam hal pengiriman produk makanan ringan dirinya mulai melakukan peminjaman modal dua kali lipat.

Dana pinjaman untuk kebutuhan modal tersebut diakui Hamroh tidak hanya dipergunakan untuk usaha yang ditekuninya melainkan dibagikan (share) sesuai kebutuhan sebanyak lima anggota termasuk dirinya dan pengembalian dilakukan setiap bulan.

Lihat juga...