Intensitas Hujan Rendah, Petani Penobakan Pilih Tanam Melon dan Sayuran

LAMPUNG — Sebagian petani di wilayah Dusun Penobakan Desa Bakauheni penanam padi mulai beralih menanam tanaman buah melon serta sayuran paska musim kemarau mulai melanda wilayah tersebut akibat berkurangnya pasokan air untuk pengairan lahan sawah di daerah itu.

Made (30) warga Dusun Yogaloka pemilik lahan seluas tiga hektar menyebut sebagian lahan ditanami pohon sengon, pisang dan waru gunung ,sementara sebagian lahan dipergunakan sebagai lahan sawah untuk menanam padi meski dirinya menyebut terakhir menanam padi hingga Mei lalu.

Setelah itu dirinya menyebut pasokan air untuk kebutuhan irigasi mulai berkurang sehingga dirinya tidak lagi menanam padi. Meski demikian faktor lain yang membuat ia tak lagi menanam padi akibat sebagian petani lain juga beralih menanam buah melon, mentimun dan sayuran.

“Kami sebetulnya bisa menanam padi dengan fasilitas sumur bor yang kami buat namun karena tidak ada penanam padi lainnya resiko terserang hama burung dan tikus tinggi sehingga kami beralih menanam tanaman buah melon dan sayuran,” terang Made kepada Cendana News, Senin (28/8/2017).

Made yang dibantu sang isteri membuat guludan pada bekas lahan pertanian padi untuk selanjutnya dipergunakan sebagai lahan menanam sayur gambas atau dikenal dengan sayur oyong yang bisa dipanen setelah berumur tiga bulan pasca tanam.

Menanam sebanyak 3 kantong bibit gambas pada lahan 1000 meter persegi dan sisanya ditanami melon hasil tanaman sayur tersebut sebagian dikirim ke sejumlah pasar tradisional di Lampung Selatan dan Serang Provinsi Banten dengan harga Rp2.500 per kilogram. Sementara saat itu buah melon saat ini perkilogram mencapai harga Rp5.000 sehingga dianggap lebih menguntungkan bagi para petani.

Lihat juga...