Infrastruktur Obyek Wisata di Balikpapan Diutamakan
BALIKPAPAN — Pengembangan obyek wisata termasuk infrastruktur wilayah Kalimantan Timur saat ini sangat diperlukan, menyusul tingkat hunian hotel sejak setahun terakhir mengalami penurunan. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Balikpapan mencatat sejak satu tahun terakhir penurunan hingga 30 persen.
Ketua PHRI Balikpapan Yulidar Gani mengungkapkan merosotnya harga tambang batu bara yang terjadi dua tahun terakhir berdampak juga pada tingka hunian hotel di Balikpapan, meski tahun ini harga batu bara berangsur naik.
“Yang datang kebanyakan bisnis trip bukan wisatawan murni. Kalaupun ada wisatawan angka kecil itu ke pedalaman Sungai Mahakam. Sekarang ini yang penting bangun obyek wisata untuk keperluan city tour, side tour yang sifatnya bisa dinikmati pelancong lebih lama,” ucapnya saat ditanya hunian hotel, Senin (28/8/2017).
Meski mengembangkan wisata di Kaltim terlambat, menurutnya keterlambatan pembangunan obyek wisata di Kaltim termasuk Balikpapan bukan berarti tidak bisa dilakukan. “Karenanya infrastruktur untuk tujuan wisata segera diperbaiki agar tidak menemui kendala saat wisatawan mengunjungi obyek wisata,” katanya.
Yulidar mengatakan saat ini memang pemerintah daerah juga dilanda keterbatasan anggaran namun kondisi tersebut bukan menjadi penghambat dalam perbaikan infrastruktur. “Saat komoditas tambang batu bara dan migas berada di atas, kita terlena pada situasi nyaman dan ini yang dialami Kaltim. Saat tambang migas turun, kita baru sadar bahwa potensi wisata harus ditingkatkan,” pungkasnya.
Ia menyebutkan 2015-2016 lalu sejak turunnya pertambangan dan migas yang diwarnai adanya PHK ribuan karyawan, sangat berdampak pada penurunan tingkat hunian hotel hingga 30 persen. Namun menurunnya hunian hotel itu, belum berdampak pada tutupnya hotel, hanya manajemen hotel melakukan efisiensi.