Imam menceritakan, meskipun bisnis Tahu Sehat Sari miliknya baru berjalan selama tiga bulan, tetapi omsetnya sudah mencapai Rp1,5 juta per bulan. Strategi pemasarannya dilakukan dengan menjajakan door to door, titip ke pedagang sayur, dan juga dengan sistem online. Menurutnya, dengan media online justru penjualan semakin meningkat dan banyak respon yang baik dari masyarakat.
“Kendala yang selama ini kami hadapi adalah penerimaan masyarakat terhadap produk baru yang kurang baik. Biasanya masyarakat masih ragu mencoba, apalagi masyarakat Semarang setahu saya agak lama menerima hal baru. Karena itu, kami memilih media online untuk melakukan promosi dan juga mengedukasi masyarakat, bahwa produk kami juga tidak kalah dengan produk-produk yang sudah terkenal”, kata Imam.
Imam berharap, produk Tahu Sehat Sari bisa booming di media sosial, karena media sosial merupakan sarana yang paling cocok untuk mempromosikan produk baru dengan hal-hal baru yang unik. Dirinya berharap, semakin dikenal di media sosial, maka produk Tahu Sari semakin banyak pelanggannya.