Posdaya Taman Rajut Tingkatkan Kesejahteraan
Untuk itu, Titin membuka kursus bagi siapa saja yang ingin belajar merajut dengan tarif Rp50-70 ribu per jamnya. Tetapi, Titin juga memberikan kursus gratis setiap hari pukul 08.00-10.00 WIB.
Tidak hanya Ibu-ibu yang tertarik belajar merajut, para lansia (lanjut usia) juga banyak yang ikut merajut. Karena dengan merajut dapat mengurangi resiko pikun pada lansia dan meningkatkan daya ingat. Bahkan, para lansia ada yang mengatakan kalau mereka sudah lama tidak merajut mereka justru sering merasakan pusing.
Titin menyampaikan, produk-produk hasil rajutannya kini dipasarkan secara online melalui Instagram dan Facebook. Sudah pernah dikirim ke hampir seluruh daerah di Indonesia. Bahkan per tiga bulan ada pesanan gantungan kunci untuk dijual ke Singapura. Sedangkan untuk kisaran harganya berkisar Rp5-450.000.
Namun begitu, saat ini yang menjadi permasalahan dalam usaha rajut adalah ketersedian bahan berupa benang rajut. Untuk itu Unmer sebagai perguruan tinggi pendamping Posdaya Taman Rajut mencoba memberikan solusi dengan memanfaatkan serat daun nanas untuk dijadikan benang rajut.
“Jadi, nanti buah nanasnya akan diolah ibu-ibu yang biasa berkecimpung di dunia kuliner. Sedangkan serat daun nanasnya akan digunakan sebagai benang rajut,” pungkasnya.