Pengusaha Tas Ketapang Rela Tinggalkan Omzet Besar di Jakarta

Belasan karyawan tersebut diakuinya akan kembali bekerja Jumat (14/7) sehingga pola bagian bagian tas yang akan dibuat sudah mulai digunting bersama sang isteri sembari menyelesaikan beberapa piece tas pesanan untuk beberapa pedagang yang akan menjual tas ke sejumlah pasar tradisional dan toko penjual tas.

Mantap dengan usaha tas di desanya,niatan memberdayakan warga yang tinggal di kawasan pesisir Kecamatan Ketapang khususnya kaum wanita membuat ia dan sang isteri mulai mencari karyawan selama dua tahun terakhir dengan pola magang sekaligus mendapat gaji.

Dalam proses magang tersebut ia menyebut karyawan yang digajinya Rp700 ribu per bulan sementara mampu menghasilkan sebanyak 70 helai tas per hari sementara seperti pengalamannya di Jakarta dalam sehari dengan jumlah karyawan yang sama dalam sehari bisa menghasilkan sebanyak 300 helai tas.

Memasuki tahun kedua sebagian karyawan yang diantaranya sebanyak 13 orang terdiri dari 3 laki laki, 10 perempuan sebagai penjahit dan penyortir tas dalam sehari produksi tas yang dibuat di tempatnya bisa mencapai 200 hingga 300 helai tas.

Sesuai dengan kesepakatan ia mengakui karyawannya pada masa kerja bulan Juli akan diterapkan sistem borongan dengan satu tas dihargai Rp3 ribu sehingga dengan asumsi satu bulan satu karyawan mendapat 100 helai tas bisa memperoleh gaji Rp3 juta.

“Setelah kita latih hingga mahir karyawan mulai percaya diri bisa membuat tas yang baik dan sistem borongan diakui lebih memberi keuntungan yang rajin dan banyak membuat tas akan memperoleh gaji besar ” terang Sony.

Bahan pembuatan tas yang sudah disiapkan untuk pembuatan bulan ini diakuinya sebanyak 15 gulung dengan ukuran pergulungnya sepanjang 50 meter jenis prada metalik dan bisa dipergunakan untuk membuat ratusan helai tas tergantung ukuran dan jenis.

Lihat juga...