Pagi Legiman Jual Nasi Uduk, Siang Jual Bubur Sumsum

Berjualan bubur sumsum diakuinya rata rata dilakukan di sejumlah sekolah SD dan SMP atau di pasar dan sejumlah keramaian serta tontonan. Dalam sehari diakuinya sebanyak 100 porsi bubur sumsum dijualnya.

Ia mengaku penjualan bubur sumsum dalam gelas yang dilakukannya akan dihargai Rp3.000 untuk lingkungan pedesaan,Rp2.000 untuk anak anak sekolah dan Rp5.000 untuk pembeli yang bisa dilihatnya memiliki kemampuan membeli lebih tinggi.

“Jadi bubur sumsum saya jual tidak sama harga.  Saya tetap yakin rejeki ada yang mengatur sehingga anak kecil yang hanya punya uang seribu juga tetap saya layani,” ungkapnya.

Ia mengaku dari berjualan bubur sumsum bisa mendapatkan omzet Rp300 ribu dalam sehari atau Rp600 ribu sehari dari berjualan nasi uduk,bubur kacang hijau dan bubur sumsum. Menghabiskan uang sekitar Rp7 juta untuk membeli bahan bahan untuk pembuatan bubur sumsum selama sebulan belum termasuk untuk bahan pembuatan nasi uduk dan bubur kacang hijau. Namun dari kerja kerasnya  setidaknya ia bisa mengantongi uang Rp1,2juta sepekan.

“Hari Jumat saya sengaja libur untuk fokus ibadah dan juga hari Senin saya libur karena saya juga harus memperhatikan bisa berkumpul dengan keluarga,” ujar dia.

Meski berjualan bubur kacang hijau,nasi uduk dan bubur sumsum keliling dirinya bersyukur bisa menguliahkan anak pertamanya yang saat ini sudah menikah dan dua anaknya yang masih sekolah tingkat SMA.

Bubur sumsum yang dijual oleh Legiman [Foto: Henk Widi]
Lihat juga...