Pagi Legiman Jual Nasi Uduk, Siang Jual Bubur Sumsum
Musim panen jagung membuat banyak warga menyukai bubur sumsum miliknya saat siang hingga sore hari. Berjualan bubur sumsum pun diakuinya bukan merupakan salah satu pekerjaan pokoknya jika melihat ritme harian yang dilakoninya sejak pukul 04.00 WIB setiap harinya sebab ia harus menyiapkan diri untuk berjualan nasi uduk dan bubur kacang hijau sebelum jam 08.00 WIB.
Legiman menyebut memanfaatkan waktu sejak pukul 05.30 memenuhi pesanan puluhan pelanggan yang sebagian sudah memesan nasi uduk dengan menu sesuai selera diantaranya telur serta tempe kemul dengan harga Rp5.000 setiap porsi.
Para pelanggan yang sebagian memesan nasi uduk yang sudah dibungkus rata rata merupakan kaum ibu rumah tangga yang menyiapkan sarapan bagi anak anaknya dan sebagian nasi uduk dijual secara berkeliling dengan jumlah setiap pagi mencapai 50 bungkus.
Berkeliling dengan menjual nasi uduk seharga Rp3.000 hingga Rp5.000 sesuai dengan lauk yang diminta bahkan diakuinya kerap diletakkan di depan pintu rumah pelanggan tetapnya dan saat pulang berkeliling pembeli baru memberi uang sesuai jumlah pesanan melalui telepon. Penjualan nasi uduk diakuinya berbarengan dengan bubur kacang hijau yang banyak disantap dalam kondisi hangat oleh pelanggannya.
“Saya keliling jualan bubur kacang hijau dan nasi uduk dimulai sejak pagi dan harus selesai sebelum pukul delapan pagi karena lebih dari jam segitu orang sudah tak berniat untuk sarapan”ungkap Legiman.
Usai keliling berjualan nasi uduk dan bubur kacang hijau yang diakuinya bisa mendapatkan omzet sekitar Rp300 ribu dirinya harus kembali ke rumah untuk menyiapkan alat-alat berjualan bubur sumsum. Pada saat itu bubur sunsum sudah disipkan sang isteri.