
Selain memberikan jalur khusus, terang I Putu Widhiatmaja sebagai upaya menghindari stagnasi penumpang pejalan kaki yang telah membeli tiket melalui PT Mata Pencil Globalindo selaku pihak ketiga pengoperasian tiket elektronik, PT ASDP menyediakan sebanyak
9 unit fasilitas Radio Frequency Identification (RFID) atau dikenal dengan Tripod Turnstile Barrier yang berguna untuk membaca data tiket pejalan kaki yang telah membeli tiket dengan cara menempelkan. Banyaknya penumpang pejalan kaki dengan tiket elektronik membuat sebagian alat RFID kerap bermasalah dan langsung diperbaiki teknisi.
“Saat hari biasa dan liburan setidaknya hanya sekitar tiga atau empat RFID yang dioperasikan namun karena cukup banyak penumpang yang akan menyeberang maka sebanyak 9 fasilitas RFID dioperasikan guna memperlancar arus balik,” terang Isdiyanto, salah satu petugas pengawas fasilitas RFID di ruang pembacaan tiket elektronik penumpang pejalan kaki.
Fasilitas RFID tersebut terhubung dengan petugas checker yang akan menghitung jumlah penumpang pejalan kaki baik anak-anak maupun dewasa. Data tersebut selanjutnya akan terhubung dengan pusat data posko harian termasuk data kendaraan roda dua, kendaraan roda empat di loket tiket kendaraan.
Penumpukan calon penumpang pejalan kaki di gangway serta loket pembelian tiket juga terjadi pada gangway untuk pemudik asal Pulau Jawa yang akan menuju ke Pulau Sumatera. Meski disediakan dua jalur gangway akibat berdesak-desakan dan kondisi badan tidak fit, salah satu penumpang kapal dari Pelabuhan Merak Banten mengalami pingsan. Penumpang tersebut bernama Niah (20) warga Anyer Provinsi Banten yang hendak menuju ke rumah kerabatnya di Bakauheni untuk berlibur.