Pedagang Selongsong Ketupat Mulai Bermunculan

YOGYAKARTA — Dua hari menjelang lebaran, sejumlah pedagang selongsong ketupat mulai bermunculan di Kota Yogyakarta. Salah satunya terlihat di pasar tradisional Giwangan Yogyakarta. Sejumlah pedagang nampak sibuk menganyam dan menjual pelepah daun kelapa atau janur yang diubah menjadi selongsong ketupat.

Rebin Naryanto (65) adalah salah satunya. Kakek 6 cucu itu datang jauh-jauh dari rumahnya di Pajangan, Bantul, ke Pasar Giwangan, Yogyakarta, untuk menjajakan selongsong ketupat buatannya. Ditemani seorang cucunya, ia datang sejak subuh tadi dengan mengendari sepeda motor.

 “Saya baru pagi ini mulai berjualan. Kalau masih pagi, sepuluh ikat ketupat saya jual Rp6-7.000. Tapi, kalau sudah siang saya jual Rp5.000,” ujar lelaki yang sehari-hari bekerja sebagai petani itu.

 Mbah Rebin mengaku sudah menjual selongsong ketupat sejak 1970an. Ia biasa menjual ketupat dua hari menjelang hari raya Idul Fitri di sejumlah pasar tradisional Kota Yogyakarta.

 “Kadang saya jualan di pasar Giwangan, kadang di pasar Sentul, atau juga di pasar Lempuyangan. Tapi, hanya saat menjelang hari raya Idul Fitri saja. Ya, sekedar untuk menambah pendapatan,” katanya.

 Sementara itu, pedagang selongsong ketupat lainnya, Waldiyah (40), asal Sedayu, Bantul, mengaku sudah mulai berjualan di pasar Giwangan sejak Kamis sore kemarin. Wanita paruh baya itu bahkan rela menginap seorang diri di pasar Giwangan selama tiga hari dua malam demi menjajakan dagangan ketupatnya.

 “Saya mulai jualan sejak kemarin karena biasanya H-3 belum banyak yang jual ketupat. Jadi, saya bisa jual dengan harga lumayan, Rp10 ribu per 10 ikat ketupat. Tapi, kalau sudah banyak yang jual harganya turun jadi Rp5-7.000,” katanya.

Lihat juga...