Mudik via Kapal, Volume Sampah Dua Kali Lipat

Meningkatnya volume sampah tersebut diakui oleh Ujang menjadi tanggung jawab para petugas kebersihan yang dibagi sebanyak empat tim dengan petugas dan kendaraan yang bertugas dibagi tugas selama satu hari. Proses pembersihan sampah-sampah di dalam kapal diakui Ujang harus dikerjakan dengan cepat, mengingat waktu sandar kapal ditambah pelayanan bongkar muat kapal selama arus mudik lebaran berlangsung hanya sekitar tiga puluh menit sebelum dek-dek kapal diisi dengan kendaraan dan penumpang pejalan kaki.

Pekerjaan membersihkan sampah yang sudah dikerjakan selama hampir lima tahun tersebut  dikerjakan untuk memberi kenyamanan bagi pengguna kendaraan terutama penumpang yang akan berangkat dari Pelabuhan Bakauheni menuju ke Pelabuhan Merak Banten. Sebanyak 10 hingga 15 kapal dalam sehari menjadi tanggung jawab petugas untuk dibersihkan dengan rata-rata mencapai sebanyak 63 trip hingga 90 trip dengan tugas dilakukan secara bergiliran.

Setelah sampah yang dibersihkan terkumpul di lokasi tempat pembuangan akhir puluhan pemulung yang menunggu dengan volume sampah mencapai sekitar 50 ton per hari tersebut mulai disortir dengan jenis-jenis sampah yang masih bisa dijual atau didaur ulang di antaranya jenis botol plastik serta berbagai jenis kertas kardus.

“Sampah-sampah yang sudah dibersihkan akan menjadi berkah bagi pemulung terutama saat arus mudik dengan jumlah sampah meningkat yang akan dipergunakan untuk didaur ulang,” terang Ujang.

Selain sampah di area parkir kapal, di dermaga Pelabuhan Bakauheni jumlah sampah yang harus dibersihkan oleh petugas juga mengalami kenaikan sangat signifikan. Proses pembersihan sampah di area parkir pelabuhan Bakauheni dikerjakan oleh petugas kebersihan khusus PT ASDP Indonesia Ferry berkoordinasi dengan pihak CV Khalifah sebagai pihak ketiga untuk kebersihan. PT ASDP juga menyediakan sejumlah tempat sampah portabel yang memudahkan proses pembuangan sampah dengan jenis yang telah dipilah-pilah.

Lihat juga...