SELASA, 11 APRIL 2017
BANJARMASIN — Dua orang sigap pasang posisi kuda-kuda di tengah iringan musik tradisional. Kedua orang yang mengenakan setelah baju silat tradisional berkelir hitam itu bersiap saling serang ketika tampil di atas panggung. Dalam gerakan dua-tiga langkah, kedua pesilat itu lekas unjuk olah silat seraya diiringi lantunan musik tradisional.
![]() |
Peserta kuntaw unjuk kebolehan. |
Aksi pesilat di atas panggung Taman 0 Kilometer ini sebagai ajang terbuka Festival Pencak Silat Budaya Kuntaw tingkat Provinsi Kalimantan Selatan. Festival diikuti oleh 62 kelompok silat dari 13 kabupaten/kota se-Kalimantan Selatan. Mereka turun bertanding dalam empat kategori yang terdiri dari beregu usia 15-25 tahun dan usia 26-55 tahun, dan kategori berpasangan usia 15-25 tahun dan 26-55 tahun.
“Festival bertujuan melestarikan budaya daerah, seni bela diri kuntaw ini memang asli Kalimantan Selatan. Apalagi peminat bela diri kuntaw terus meningkat,” kata Ketua Panitia Festival Kuntaw, Erman, kepada Cendana News di sela acara, Selasa (11/4/2017).
Menurut Erman, setiap kelompok peserta terdiri dari tujuh pesilat. Erman mengapresiasi atas festival terbuka kuntaw tahun 2017 karena berbeda dibandingkan kejuaraan sebelumnya. “Kalau tahun-tahun lalu biasanya tanding antar kelompok silat saja. Tapi tahun ini semua bisa ikut, bahkan kami menolak peserta karena keterbatasan tempat,” kata Erman.
Erman menuturkan, indikator pemenang seni bela diri kuntaw merujuk pada kostum, kekompakan gerak, dan ketepatan waktu. Panitia melarang pesilat saling melukai karena kuntaw menonjolkan seni kebudayaan daerah. “Kategori berpasangan butuh waktu 3 menit dan kategori beregu 5 menit,” katanya.
![]() |
Erman, Ketua Festival Pencak Silat Budaya. |
Panitia menyiapkan aneka hadiah dan uang pembinaan untuk pemenang setiap kategori. Juara I menerima piala, piagam, dan duit pembinaan Rp3 juta, juara II menerima piala, piagam, dan duit pembinaan Rp2 juta, dan juara III menggondol piala, piagam, dan duit pembinaan sebesar Rp1 juta.
Jurnalis: Diananta P. Sumedi / Editor: Satmoko / Foto: Diananta P. Sumedi
Source: CendanaNews