JUMAT, 14 APRIL 2017
BANTUL — Jejak Pemberdayaan Yayasan Damandiri — Beberapa tahun lalu, Toyibah (51), warga Dusun Mrisi, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa. Setiap hari ia berada di rumah untuk mengurus suami dan 2 orang anak.
![]() |
Toyibah |
Suami Toyibah bekerja sebagai buruh tidak tetap di pabrik gula Madukismo dengan penghasilan tak menentu setiap bulannya. Sementara ia sendiri tak memiliki penghasilan apa pun untuk menambah pemasukan dan mencukupi kebutuhan keluarga.
Semakin mahalnya biaya hidup dan biaya sekolah, memang menjadi kendala bagi hampir semua warga kelas menengah ke bawah di Dusun Mrisi, termasuk keluarga Toyibah. Namun dengan latar pendidikan SMP serta keterbatasan modal yang ada, membuat Toyibah tak bisa berbuat apa-apa.
Namun, sejak adanya program Tabur Puja Yayasan Damandiri yang masuk ke Posdaya Teratai di dusunnya, kehidupan ekonomi Toyibah mulai berubah. Kini ia memiliki penghasilan tambahan dari membuka warung soto di rumahnya.
“Sebelumnya, saya tidak punya niat sama sekali untuk buka usaha. Karena selain tidak punya modal, saya juga tidak PD berjualan dan tidak tahu juga mau usaha apa,” katanya saat ditemui Cendana News belum lama ini.
Toyibah sendiri menceritakan, awal mula ia membuka usaha warung soto miliknya ialah saat program Tabur Puja masuk ke dusunnya. Oleh pengurus Posdaya Teratai, ia diarahkan untuk memanfaatkan program pemberdayan masyarakat melalui bantuan pinjaman modal usaha dengan sebaik-baiknya.
Tak hanya diberi masukan untuk membuka usaha di rumah, ia juga diberi pinjaman modal usaha. Terlebih lokasi rumah Toyibah berada tak jauh dari sebuah sekolah dengan ratusan murid yang setiap hari suka jajan.